Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hong Kong Bisa Tertutup Selamanya jika Tak Beralih dari Strategi Nol-Covid China, Ahli Memperingatkan

Kompas.com - 22/03/2022, 19:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Ahli terkemuka Hong Kong mendesak pemerintah untuk segera melakukan transisi dari strategi nol-Covid China sebelum wabah berikutnya, kecuali pusat keuangan itu ingin menjadi "pelabuhan tertutup selamanya".

Hong Kong menggunakan pembatasan perjalanan yang ketat untuk mencegah virus selama dua tahun. Aturan itu membuat kota keuangan dunia itu semakin terisolasi.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Lansia Belum Maksimal, Kematian di Hong Kong Pecahkan Rekor Global

Sementara itu, wabah Omicron yang mematikan sejak Januari telah menyebabkan eksodus penduduk, dan bisnis yang melarikan diri dari akibat semakin banyaknya pembatasan.

Lonjakan besar kasus Covid-19 Hong Kong merusak sistem perawatan kesehatan kota, hingga tercatat sebagai salah satu tingkat kematian Covid-19 tertinggi di negara maju.

Pemerintah kota menghadapi kritik karena gagal memvaksinasi populasi lansia tepat waktu.

Pada Senin (21/3/2022), pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengumumkan pelonggaran pembatasan perjalanan akan dilakukan pada April.

Namun pengumuman itu tidak menggambarkan peta jalan yang komprehensif untuk keluar dari krisis, selain pelonggaran pada periode karantina untuk pelancong yang masuk dan membuka jalur penerbangan.

"Dua bulan terakhir adalah pengalaman kehilangan yang sangat menyakitkan bagi kami dan itu tidak memungkinkan kami untuk menunggu," kata ahli epidemiologi terkemuka Gabriel Leung, yang memimpin tim ilmuwan khusus virus, kepada wartawan, Selasa (22/3/2022) dikutip dari AFP.

Baca juga: China Bangun Jembatan Baru ke Hong Kong untuk Tangani Kondisi Darurat Covid-19

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 4,4 juta orang di Hong Kong yang berpenduduk padat, atau 60 persen dari populasi, sejauh ini telah terinfeksi selama gelombang Omicron.

Angka resmi telah mencatat lebih dari satu juta kasus dan hampir 6.000 kematian sejak Januari, terutama terjadi di antara populasi lansia yang tidak divaksinasi.

Leung, dekan fakultas kedokteran Universitas Hong Kong dan pakar pemerintah yang sering dikutip oleh Lam, menekankan pentingnya menerima vaksinasi.

Dia juga mendorong Hong Kong harus mulai hidup dengan virus kecuali ingin "tetap menjadi pelabuhan tertutup selamanya."

Dia menambahkan bahwa endemi adalah "jalan paling aman karena kita tidak tahu apakah varian baru berikutnya lebih lemah atau lebih kuat dari yang kita lihat".

Baca juga: Toko Swalayan di Hong Kong Batasi Pembelian Bahan Pokok dan Obat

Sejalan dengan China, di mana strategi nol-Covid telah diberlakukan dengan penguncian cepat pada jutaan penduduk bahkan setelah beberapa kasus terdeteksi, Hong Kong telah mempertahankan beberapa pembatasan pandemi terberat di dunia.

Beijing mulai membentuk kembali Hong Kong dalam citra otoriternya sendiri setelah protes pro-demokrasi besar-besaran dan terkadang disertai kekerasan pada 2019. Sejak itu, undang-undang keamanan nasional dilembagakan untuk menekan perbedaan pendapat.

Sebuah langkah menjauh dari strategi toleransi nol berarti menyimpang dari jalur China.

Pekan lalu, Presiden Xi Jinping mendesak China untuk "berpegang teguh pada" nol-Covid, bahkan ketika beberapa kota memaksa puluhan juta penduduk untuk tinggal di rumah saat kasus meningkat ke jumlah tertinggi sejak awal pandemi.

Baca juga: Menilik Kembali Strategi Nol Covid Saat China Catat Infeksi Terburuk dalam 2 Tahun Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com