Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hong Kong Bisa Tertutup Selamanya jika Tak Beralih dari Strategi Nol-Covid China, Ahli Memperingatkan

HONG KONG, KOMPAS.com - Ahli terkemuka Hong Kong mendesak pemerintah untuk segera melakukan transisi dari strategi nol-Covid China sebelum wabah berikutnya, kecuali pusat keuangan itu ingin menjadi "pelabuhan tertutup selamanya".

Hong Kong menggunakan pembatasan perjalanan yang ketat untuk mencegah virus selama dua tahun. Aturan itu membuat kota keuangan dunia itu semakin terisolasi.

Sementara itu, wabah Omicron yang mematikan sejak Januari telah menyebabkan eksodus penduduk, dan bisnis yang melarikan diri dari akibat semakin banyaknya pembatasan.

Lonjakan besar kasus Covid-19 Hong Kong merusak sistem perawatan kesehatan kota, hingga tercatat sebagai salah satu tingkat kematian Covid-19 tertinggi di negara maju.

Pemerintah kota menghadapi kritik karena gagal memvaksinasi populasi lansia tepat waktu.

Pada Senin (21/3/2022), pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengumumkan pelonggaran pembatasan perjalanan akan dilakukan pada April.

Namun pengumuman itu tidak menggambarkan peta jalan yang komprehensif untuk keluar dari krisis, selain pelonggaran pada periode karantina untuk pelancong yang masuk dan membuka jalur penerbangan.

"Dua bulan terakhir adalah pengalaman kehilangan yang sangat menyakitkan bagi kami dan itu tidak memungkinkan kami untuk menunggu," kata ahli epidemiologi terkemuka Gabriel Leung, yang memimpin tim ilmuwan khusus virus, kepada wartawan, Selasa (22/3/2022) dikutip dari AFP.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 4,4 juta orang di Hong Kong yang berpenduduk padat, atau 60 persen dari populasi, sejauh ini telah terinfeksi selama gelombang Omicron.

Angka resmi telah mencatat lebih dari satu juta kasus dan hampir 6.000 kematian sejak Januari, terutama terjadi di antara populasi lansia yang tidak divaksinasi.

Leung, dekan fakultas kedokteran Universitas Hong Kong dan pakar pemerintah yang sering dikutip oleh Lam, menekankan pentingnya menerima vaksinasi.

Dia juga mendorong Hong Kong harus mulai hidup dengan virus kecuali ingin "tetap menjadi pelabuhan tertutup selamanya."

Dia menambahkan bahwa endemi adalah "jalan paling aman karena kita tidak tahu apakah varian baru berikutnya lebih lemah atau lebih kuat dari yang kita lihat".

Sejalan dengan China, di mana strategi nol-Covid telah diberlakukan dengan penguncian cepat pada jutaan penduduk bahkan setelah beberapa kasus terdeteksi, Hong Kong telah mempertahankan beberapa pembatasan pandemi terberat di dunia.

Beijing mulai membentuk kembali Hong Kong dalam citra otoriternya sendiri setelah protes pro-demokrasi besar-besaran dan terkadang disertai kekerasan pada 2019. Sejak itu, undang-undang keamanan nasional dilembagakan untuk menekan perbedaan pendapat.

Sebuah langkah menjauh dari strategi toleransi nol berarti menyimpang dari jalur China.

Pekan lalu, Presiden Xi Jinping mendesak China untuk "berpegang teguh pada" nol-Covid, bahkan ketika beberapa kota memaksa puluhan juta penduduk untuk tinggal di rumah saat kasus meningkat ke jumlah tertinggi sejak awal pandemi.

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/22/193000170/hong-kong-bisa-tertutup-selamanya-jika-tak-beralih-dari-strategi-nol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke