Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Hong Kong Tak Terkendali, Ribuan Orang Melarikan Diri ke China Daratan

Kompas.com - 22/02/2022, 15:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

HONG KONG, KOMPAS.com - Orang China di Hong Kong berusaha keras untuk kembali ke daratan ketika Covid-19 Hong Kong menguasai kota pusat keuangan yang sebelumnya bebas virus, dan menimbulkan tantangan bagi para pejabat yang takut akan penularan.

Ratusan orang telah mengantri di pos pemeriksaan perbatasan antara Hong Kong dan Shenzhen pada Jumat (18/2/2022), meski harus berjam-jam menunggu untuk melewati pemeriksaan dan proses.

Baca juga: “Stabilkan dan Kendalikan”, Xi Jinping Serukan Keprihatinan atas Wabah Covid-19 Hong Kong

Sebagian besar dari mereka memiliki ikatan keluarga dengan daratan, atau warga negara China yang belajar atau bekerja di Hong Kong.

Data Departemen Imigrasi yang dilansir Bloomberg pada (21/2/2022) mencatat arus orang yang meninggalkan Hong Kong melalui darat meningkat tiga kali lipat, menjadi 24.697 dalam 17 hari pertama Februari dari tahun sebelumnya.

Jumlah kasus harian empat digit Covid-19 Hong Kong terlihat kecil dibandingkan dengan bagian lain dunia. Akan tetapi wabah itu sekarang menjadi yang terburuk dalam catatan China, dan bahkan lebih besar daripada krisis di Wuhan pada awal pandemi.

Sumber daya perawatan kesehatan menjadi semakin tegang. Kematian baru-baru ini dari dua anak kecil, keduanya terlalu muda untuk divaksinasi, menyulut gelombang eksodus ke daratan China, di mana tindakan anti-virus yang ketat dan cepat biasanya membasmi gejolak dengan cepat.

Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. AP PHOTO/VINCENT YU Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022.

Baca juga: Hong Kong Dilanda Gelombang Kelima Covid-19, Fasilitas Kesehatan Kewalahan

Kekhawatiran infeksi ke anak-anak

“Hong Kong baru mulai memvaksinasi anak-anak setelah banyak hal yang terjadi, yang jauh lebih lambat daripada di seluruh dunia,” kata Ben Chu, yang berencana pergi ke Shanghai, di mana istrinya sudah bepergian selama liburan Tahun Baru Imlek, pada Minggu (20/2/2022) .

“Bagaimana kita tidak khawatir sebagai orang tua?” gerutu pengusaha berusia 44 tahun itu.

Chu mengatakan putrinya (11 tahun), terjebak di rumah selama berminggu-minggu setelah Hong Kong menangguhkan sekolah tatap muka, dan dia menjadi lebih pendiam dan kurang ramah.

Dia ingin membawa anaknya ke daratan supaya dapat melakukan perjalanan domestik, dan mengunjungi taman hiburan, meskipun mereka menghadapi karantina 21 hari pada saat kedatangan.

Chu juga berencana menginokulasi putrinya di daratan. Dia khawatir keramaian di pusat vaksinasi di Hong Kong justru menimbulkan risiko bagi kesehatannya.

Seorang wanita dengan anak-anak yang mengenakan masker, menunggu di area perawatan sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong, Jumat, 18 Februari 2022. AP PHOTO/KIN CHEUNG Seorang wanita dengan anak-anak yang mengenakan masker, menunggu di area perawatan sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong, Jumat, 18 Februari 2022.

Baca juga: Hong Kong Laporkan Temuan Kasus Covid-19 Harian Tertinggi

Eksodus menjadi kemunduran nyata bagi Hong Kong, yang sejak dikembalikan ke pemerintahan China telah menjadi daya tarik bagi penduduk daratan.

Industri keuangan kota, lebih banyak berpandangan Barat, dan sistem perawatan kesehatan telah lama menjadi daya tarik, meskipun reputasinya ternoda di kalangan orang China karena protes anti-Beijing pada 2019 dan 2020, yang semuanya menyapu bersih turis dari daratan.

Di China, tampaknya hanya sedikit perhatian yang diberikan pada wabah eksplosif Hong Kong.

Presiden Xi Jinping minggu ini meminta para pejabat Hong Kong mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan wabah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com