JOHOR BAHRU, KOMPAS.com – Barisan Nasional (BN) memulihkan status hegemoni partai penguasa yang pernah dipegang selama 60 tahun.
Koalisi berkuasa yang dipimpin Partai UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) itu kembali dominan setelah meraih kemenangan telak di pemilu negara bagian Johor yang digelar Sabtu (12/3/2022).
Baca juga: Pemilu Melaka: Barisan Nasional Menang Telak dan Kembali Berjaya
Barisan Nasional menunjukan taringnya dengan memenangi lebih dari dua pertiga kursi parlemen Johor yaitu sebanyak 40 dari 56 kursi.
Hanya berselang empat tahun setelah kekalahan mengejutkan pada pemilu Mei 2018, BN kembali menancapkan cengkeraman politiknya di tanah Johor.
Kemenangan besar ini memiliki makna penting khususnya bagi UMNO, karena Johor tidak lain tidak bukan adalah tempat didirikannya partai terbesar Malaysia itu.
Kemenangan di Johor ditambah kemenangan di negara bagian Melaka pada November 2021 menjadi indikasi kuat Barisan Nasional berpotensi meraih kemenangan telak pada pemilu parlemen federal yang harus digelar paling lambat September 2023.
Suara-suara kencang semakin kuat menginginkan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob memanfaatkan momentum kemenangan ini untuk membubarkan parlemen dan menggelar pemilu dini.
Kunci kemenangan koalisi yang identik dengan warna biru itu adalah janji stabilitas politik dan ekonomi.
Baca juga: Pamer Garasi Penuh Mobil Mewah, Ketua Pemuda UMNO: Saya Bukan Wakil Rakyat
Malaysia telah memiliki tiga perdana menteri dengan tiga pemerintahan sejak kemenangan koalisi Pakatan Harapan pada pemilu Mei 2018.
Rendahnya partisipasi pemilih yaitu hanya 54.92 persen, anjlok hampir 30 persen dari pemilu sebelumnya menguntungkan Barisan Nasional.
Mayoritas pemilih yang memilih golput adalah pemilih oposisi yang apatis karena kekecewaan terhadap pemerintahan Pakatan di bawah Mahathir Mohamad.
Najib Razak sendiri menjadi pemenang terbesar dari pemilu Johor ini.
Memimpin langsung kampanye UMNO, Najib membuktikan popularitasnya di kalangan pemilih Melayu terutama pemilih daerah rural atau pedesaan.
Walau telah dijatuhi hukuman penjara karena kasus korupsi 1MDB, posisi politik Najib dan faksinya semakin menguat dengan kemenangan ini.
Baca juga: Panjang dan Berliku, Kronologi Sidang Korupsi Najib Razak di Skandal 1MDB