Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedutaan Ukraina di AS Sebut Banyak Orang Amerika Ingin Ikut Perang Lawan Rusia

Kompas.com - 11/03/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kedutaan Ukraina di Washington DC mengambil peran yang tidak terduga sebagai pusat rekrutmen bagi orang Amerika yang ingin bergabung dalam perang melawan invasi Rusia.

Dilansir Al Jazeera, para diplomat yang bekerja di kedutaan, di sebuah townhouse di bagian Georgetown di ibu kota AS, mengajukan ribuan tawaran dari para sukarelawan yang ingin berjuang untuk Ukraina.

Ini dilakukan mereka sembari bekerja pada masalah yang jauh lebih mendesak, yakni untuk mengamankan senjata untuk bertahan melawan serangan gencar Rusia yang semakin brutal.

Baca juga: Upaya Rusia Dekati Afrika Berbuah Dukungan Politik

“Mereka benar-benar merasa bahwa perang ini tidak adil, tidak beralasan,” kata atase militer Ukraina Mayor Jenderal Borys Kremenetskyi.

“Mereka merasa harus pergi dan membantu.”

Relawan AS hanya mewakili sebagian kecil orang asing yang ingin berjuang untuk Ukraina, yang pada gilirannya hanya terdiri dari sebagian kecil dari bantuan internasional yang telah mengalir ke negara itu.

Namun, itu adalah cerminan dari semangat, yang memang terpancar sangat besar di era media sosial.

“Ini bukan tentara bayaran yang datang untuk mendapatkan uang,” kata Kremenetskyi.

“Ini adalah orang-orang dengan niat baik yang datang untuk membantu Ukraina memperjuangkan kebebasan,” tambahnya.

Baca juga: Serangan Udara Rusia ke Kota Dnipro Hantam TK, Apartemen, dan Pabrik Sepatu

Di sisi lain, pemerintah AS melarang orang Amerika pergi berperang di Ukraina karena menimbulkan masalah hukum dan keamanan nasional.

Sejak invasi 24 Februari 2022, kedutaan besar di Washington DC telah mendengar dari setidaknya 6.000 orang yang bertanya tentang menjadi sukarelawan.

“Sebagian besar dari mereka warga negara Amerika," kata Kremenetskyi, yang mengawasi penyaringan calon relawan AS yang potensial.

Setengah dari calon sukarelawan dengan cepat ditolak dan bahkan tidak berhasil melakukan wawancara Zoom, kata sang jenderal.

Mereka tidak memiliki pengalaman militer yang diperlukan, memiliki latar belakang kriminal atau tidak cocok karena alasan lain seperti usia, termasuk seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dan seorang pria berusia 73 tahun.

Baca juga: Apakah Pasokan Senjata dari Barat Berpengaruh di Ukraina?

Beberapa yang menyatakan minat ditolak karena pihak kedutaan mengatakan tidak bisa melakukan pemeriksaan yang memadai.

Meski begitu, metode yang digunakan untuk menyaring orang tidak diungkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com