Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pasokan Senjata dari Barat Berpengaruh di Ukraina?

Kompas.com - 11/03/2022, 14:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KYIV, KOMPAS.com - Militer Ukraina telah merilis sejumlah video yang memperlihatkan beberapa helikopter Rusia ditembak jatuh oleh rudal dari darat ke udara.

Salah satu video, yang diambil pekan lalu, menunjukkan sebuah helikopter Rusia terbang rendah beberapa meter di atas pepohonan guna menghindari tembakan rudal. Akan tetapi, jalur helikopter itu telah dideteksi oleh rudal dan dalam beberapa detik senjata tersebut menghantam target.

Helikopter itu ambruk ke tanah dan meletus, membentuk bola api.

Baca juga: Pasukan Rusia Semakin Dekat ke Kyiv, Ukraina Siap Bikin Benteng

Rangkaian jatuhnya helikopter dan pesawat Rusia diyakini sebagai bukti oleh para analis militer bahwa pasokan persenjataan dari negara-negara Barat telah dipakai di medan perang.

Justin Bronk, seorang peneliti kekuatan udara di lembaga kajian Royal United Services Institute, mengatakan bahwa terdapat bukti visual bahwa sedikitnya 20 pesawat Rusia (baik helikopter maupun pesawat jet) telah ditembak jatuh di Ukraina sejauh ini.

Jumlah itu jauh lebih sedikit dari yang diklaim Kementerian Pertahanan Ukraina, yakni 48 pesawat jet dan 80 helikopter Rusia.

Meski demikian, situasi ini tetap menunjukkan Rusia kewalahan meraih supremasi di udara.

Di sisi lain, Ukraina juga kehilangan sebagian kekuatan udaranya. Namun, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada BBC bahwa sejauh ini Rusia belum berhasil menghancurkan Angkatan Darat dan Angkatan Udara Ukraina.

Baca juga: PBB Akan Bahas Dugaan Pembuatan Senjata Boligis di Ukraina Atas Permintaan Rusia

Padahal, sebelum perang berlangsung, jumlah pesawat Ukraina kalah jauh hingga satu berbanding tiga dengan pesawat Rusia yang dikumpulkan di perbatasan.

Menurut Wallace, kemampuan Ukraina mempertahankan Angkatan Udaranya telah memaksa pesawat-pesawa Rusia terbang pada malam hari guna menghindari deteksi.

Senjata ringkas pertahanan udara, atau biasa disebut Manpad (man-portable air defence systems) hanyalah satu dari sekian persenjataan yang dipasok negara-negara Barat ke Ukraina.

Senjata ini mencakup rudal Stinger buatan AS yang diluncurkan dari darat ke udara, musuh pesawat-pesawat Soviet saat menduduki Afghanistan pada 1980-an.

Baca juga: Pemimpin Uni Eropa Tolak Keanggotaan Ukraina Lewat “Jalur Cepat”

Jumlah persenjataan yang mengalir ke Ukraina tidak diketahui secara pasti. Pekan lalu, Wallace mengatakan kepada BBC bahwa negara-negara Barat telah mengirim "ribuan" senjata anti-tank dan "lebih dari seribu" rudal Stinger.

CNN, yang mengutip keterangan seorang pejabat pertahanan AS, melaporkan terdapat 17.000 senjata anti-tank dan 2.000 rudal Stinger dari AS dan negara-negara anggota NATO.

Inggris dan AS telah menyediakan persenjataan ke Ukraina sebelum invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. Inggris sendiri mengirim 2.000 senjata ringan anti-tank (Nlaw).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com