Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Klaim Telah Evakuasi 179.000 Orang Tanpa Partisipasi Ukraina

Kompas.com - 11/03/2022, 14:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber TASS

MOSKWA, KOMPAS.com – Pemerintah Rusia telah mengevakuasi lebih dari 179.000 orang, termasuk 45.000 anak-anak sejak awal operasi militer di Ukraina.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mikhail Mizintsev, Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia pada Rabu (9/3/2022).

“Pada siang hari, sebanyak 5.460 orang, termasuk 1.125 anak-anak, telah dievakuasi dari zona berbahaya di berbagai wilayah Ukraina tanpa partisipasi pihak Ukraina. Sejak awal operasi militer khusus, lebih dari 179.000 orang, termasuk 45.436 anak-anak, telah sudah dievakuasi,” katanya, dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS.

Baca juga: Balas Sanksi Barat, Rusia Larang Ekspor Barang dan Komoditas Ini hingga Akhir 2022

Menurut Mizintsev, lebih dari 22.000 mobil pribadi dari Ukraina telah melintasi perbatasan melalui pos pemeriksaan Rusia, termasuk 1.043 mobil pada Rabu siang waktu setempat.

Dia menjelaskan, ada lebih dari 9.500 pusat akomodasi sementara beroperasi di Rusia.

Pusat akomodasi tersebut memiliki semua fasilitas yang diperlukan untuk "menyambut" kedatangan orang-orang.

Orang-orang disediakan dengan makanan panas dan layanan medis.

"Pada hari terakhir saja, badan-badan pemerintah Federasi Rusia, termasuk pusat koordinasi antar-lembaga untuk respon kemanusiaan di Ukraina, menerima permintaan evakuasi ke Rusia dari 27.439 warga Ukraina dan orang asing, yang diajukan melalui berbagai saluran," ungkap Mizintsev.

Baca juga: Pasukan Rusia Semakin Dekat ke Kyiv, Ukraina Siap Bikin Benteng

Dia menyebut, berdasarkan database, jumlah orang yang bersedia dievakuasi dari Ukraina sudah mencapai 2,6 juta orang dari hampir 2.000 kota, kota kecil, dan desa Ukraina.

Mizintsev juga menekankan bahwa Rusia akan menciptakan semua kondisi yang diperlukan untuk kehidupan yang damai dan aman di wilayah Ukraina yang dibebaskan dari neo-Nazi.

"Pihak Rusia menciptakan semua kondisi yang diperlukan untuk kehidupan yang damai dan aman di wilayah Ukraina yang dibebaskan dari neo-Nazi dan di Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk dan memastikan akses tanpa hambatan ke bantuan kemanusiaan," katanya.

Dia menambahkan bahwa otoritas Rusia dan berbagai organisasi publik telah menyiapkan lebih dari 16.500 ton kargo kemanusiaan.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari, bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dirinya telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang dianggapnya telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kyiv selama delapan tahun.

Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskwa tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. Tujuannya, melainkan adalah untuk denazifikasi dan demiliterisasi negara itu.

Ketika mengklarifikasi perkembangan yang sedang berlangsung, Kementerian Pertahanan Rusia meyakinkan bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota Ukraina, tetapi terbatas pada operasi penyerangan dan melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina.

Mereka menegaskan, tidak ada ancaman apa pun terhadap penduduk sipil.

Baca juga: Terkepung Rusia, Warga Kota Mariupol Mulai Saling Serang untuk Dapatkan Makanan dan Bensin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com