Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Pasukan Muslim Chechnya, Pejuang Ukraina Olesi Peluru dengan Lemak Babi

Kompas.com - 01/03/2022, 22:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Al Jazeera

KIEV, KOMPAS.com - Garda Nasional Ukraina membagikan video di akun Twitter-nya yang tampaknya menunjukkan para pejuang Azov mengolesi peluru dengan lemak babi.

Peluru tersebut seolah-olah akan digunakan untuk melawan pasukan Muslim Chechnya yang dikerahkan ke Ukraina membantu pasukan Rusia dalam melancarkan invasi militernya ke negara itu.

Dikutip dari Al Jazeera, pasukan Azov adalah unit militer infanteri sukarelawan sayap kanan. Mereka merupakan kelompok ultra-nasionalis yang dituduh menyembunyikan ideologi neo-Nazi dan supremasi kulit putih.

Baca juga: Pemimpin Chechnya yang Bantu Rusia Akui Para Pejuangnya Tewas di Ukraina

Pasukan Azov pertama kali bertempur bersama tentara Ukraina di timur negara itu pada 2014 melawan separatis pro-Rusia dan sejak itu dimasukkan ke dalam angkatan bersenjata reguler.

Dalam video yang dibagikan Garda Nasional Ukraina, tampak seorang pria yang konon adalah anggota pejuang Azov terlihat mencelupkan peluru ke dalam apa yang tampak seperti lemak babi, sembari berbicara kepada para pejuang Chechnya.

“Saudara-saudara Muslim yang terhormat. Di negara kami, Anda tidak akan masuk surga. Anda tidak akan diizinkan masuk surga. Silakan pulang. Di sini, Anda akan menemui kesulitan. Terima kasih atas perhatiannya, selamat tinggal,” ucap pria itu dalam video.

Namun, video itu tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Al Jazeera.

Untuk diketahui, meskipun telah terintegarsi ke dalam militer resmi Ukraina, para pejuang Azov dilaporkan terus mengenakan lencana Wolfsangel.

Baca juga: Pasukan Chechnya Rupanya Turut Diterjunkan Menyerang Ukraina

Lencana ini digunakan oleh sejumlah divisi Nazi selama Perang Dunia II.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah menyebut kehadiran unit-unit berlencana “Nazi” di dalam militer Ukraina menjadi alasannya untuk meluncurkan apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus Rusia” untuk de-militerisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.

Militer Rusia dalam jumpa pers juga mengeklaim bahwa “Batalyon Nazi” merupakan bagian penting dari perlawanan terhadap serangan mereka.

Pada Sabtu (26/2/2022), Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya Rusia dan sekutu Putin, mengatakan bahwa pejuang Chechnya telah dikerahkan di Ukraina dan mendesak Ukraina untuk menggulingkan pemerintah mereka.

Sebelumnya pada Jumat (25/2/2022), sebuah video pendek yang diterbitkan oleh saluran berita Rusia RT (Russia Today) yang didukung negara, menunjukkan adanya ribuan pejuang Chechnya berkumpul di alun-alun utama ibu kota Republik Chechnya di Rusia, Grozny.

Video itu untuk menunjukkan kesiapan pasukan untuk bertempur di Ukraina.

Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai "prajurit kaki" Putin dan pada Jumat mendesak Ukraina untuk bangkit melawan pemerintah mereka sendiri yang disebu dibuat dari "neo-Nazi".

Baca juga: Chechnya Larang Warga yang Belum Divaksin Masuk Masjid

Pejabat Ukraina sangat menolak deskripsi itu.

Pasukan Chechnya sebelumnya telah dikerahkan di Suriah dan Georgia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com