Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan untuk Pasukan Rusia di Reklame Raksasa Ukraina

Kompas.com - 01/03/2022, 19:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 

KIEV, KOMPAS.com - Sebuah papan reklame di Kiev mengirimkan pesan-pesan kepada tentara Rusia di ibu kota Ukraina, mendesak mereka untuk pergi "tanpa darah di tangan Anda."

Koresponden Associated Press Francesca Ebel mengunggah video di Twitter pada Senin (28/2/2022) menunjukkan papan reklame digital bergantian menampilkan pesan untuk tentara Rusia:

Baca juga: Rusia Gempur Markas Militer Ukraina di Okhtyrka, 70 Tentara Tewas

"Tentara Rusia tidak diterima di sini. Alih-alih bunga, (kalian) akan dapat peluru. Pergi ke keluargamu!"

"Tentara Rusia, berhenti. Putin kalah. Seluruh dunia mendukung Ukraina. Pergi tanpa darah di tanganmu."

"Prajurit Rusia, berhenti. Jangan bunuh jiwamu untuk oligarki Putin. Pergi tanpa darah di tanganmu."

"Tentara Rusia, berhenti. Bagaimana kamu bisa menatap mata anak-anakmu? Pergilah! Tetaplah menjadi manusia."

Pesan-pesan menantang itu datang saat pasukan Ukraina terus menahan pasukan Rusia di sekitar Kiev.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Gedung Pemerintahan dan Pemukiman di Kharkiv Ukraina

Pada Senin (28/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara langsung kepada pasukan Rusia, mendesak mereka untuk tidak mempercayai komandan mereka (Presiden Rusia Vladimir Putin) atau propaganda Kremlin.

"Buang peralatan Anda dan pergi," kata Zelensky dalam pernyataan video yang diunggah di Telegram melansir Business Insider.

"Jangan percaya komandan Anda. Jangan percaya propagandis Anda. Selamatkan saja hidup Anda - pergi."

Pembelaan Rusia

Kekuatan Barat menilai, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyebarkan beberapa klaim aneh untuk membenarkan invasi Rusia ke Ukraina.

Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin digaungkan kembali oleh diplomat tingginya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov selama sebuah konferensi pers Jumat (25/2/2022), menurut kantor berita TASS Rusia.

Baca juga: Kerja Sama Rusia dan AS di Stasiun Luar Angkasa, Akankah Berakhir Menyusul Krisis Ukraina?

Lavrov mengatakan bahwa tindakan militer Rusia terhadap Ukraina adalah tentang "mencegah Neo-Nazi dan mereka yang merencanakan genosida untuk memerintah negara ini (Ukraina)."

"Rusia akan memastikan demiliterisasi Ukraina," menteri menekankan, "Rusia akan memastikan denazifikasi Ukraina. Kami terlalu banyak menderita akibat Nazisme, dan begitu pula rakyat Ukraina yang sangat menderita akibat Nazisme, agar dapat menutup mata terhadap semua ini (serangan Rusia ke Ukraina)."

Duta Besar AS untuk Rusia Michael McFaul mengatakan Minggu (27/2/2022) di NBC's Meet the Press bahwa Putin menjadi "semakin gila," dan menekankan bahwa Zelensky adalah orang Yahudi.

"Itu (klaim Lavrov) tidak terdengar seperti seseorang yang akan duduk dan merundingkan hasil damai," kata McFaul tentang Putin.

Baca juga: Dialog Perdana Rusia-Ukraina di Perbatasan Belarus Berakhir Tanpa Terobosan yang Jelas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com