Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Sebut Akan Terus Serang Ukraina Sampai Semua Tujuannya Ini Tercapai

Kompas.com - 01/03/2022, 17:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia akan melanjutkan serangan ke Ukraina sampai tujuannya tercapai.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa (1/3/2022) atau hari keenam invasi Rusia ke Ukraina.

"Angkatan bersenjata Rusia akan terus melakukan operasi militer khusus sampai tujuan yang ditetapkan tercapai," kata Shoigu dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi pemerintah Rusia, dikutip dari AFP.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Gedung Pemerintahan dan Pemukiman di Kharkiv Ukraina

Lantas apa tujuan Rusia serang Ukraina?

Shoigu mengatakan Moskwa bertujuan untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.

Selain itu, Moskwa ingin melindungi Rusia dari ancaman militer yang diciptakan oleh negara-negara Barat.

Beberapa saat sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Kamis (24/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sempat mengutarakan tujuan perintahnya tersebut.

Di televisi, Putin menyatakan bahwa Rusia tidak dapat merasa "aman, berkembang, dan eksis" karena apa yang disebutnya sebagai ancaman konstan dari Ukraina modern.

Putin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.

Presiden Putin telah sering menuduh Ukraina diambil alih oleh para ekstremis, sejak presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan pada 2014 setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Terjadi Karena Apa?

Rusia kemudian membalas dengan merebut wilayah selatan Crime dan memicu pemberontakan di timur, mendukung separatis yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.

Pada akhir tahun 2021, Putin mulai mengerahkan sejumlah besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Kemudian pada pekan lalu, Putin membatalkan kesepakatan damai 2015 untuk wilayah timur dan mengakui wilayah di bawah kendali pemberontak sebagai wilayah yang merdeka, yakni Donetsk dan Luhansk.

Rusia juga telah lama menolak langkah Ukraina menuju Uni Eropa dan aliansi militer pertahanan Barat NATO.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).AFP/ALEXEY NIKOLSKY Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).

Dalam panggilan telepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron belum lama ini, Presiden Rusia Vladimir Putin pun menyampaikan pandangan serupa soal invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Kremlin menyebut, Presiden Putin  mengatakan kepada Macron pada Senin (27/2/2022), bahwa penyelesaian Ukraina hanya mungkin jika Kiev netral, "denazifikasi" dan "demiliterisasi", serta kontrol Rusia atas Crimea yang dicaplok secara resmi diakui.

Baca juga: Hollywood Hentikan Perilisan Film di Rusia, Termasuk The Batman

"Rusia terbuka untuk pembicaraan dengan perwakilan Ukraina dan mengharapkan (pembicaraan) mengarah pada hasil yang diinginkan," kata Putin yang disampaikan Kremlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com