Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palestina Meninggal Tak Wajar Setelah Ditahan Tentara Israel

Kompas.com - 27/01/2022, 10:40 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Otopsi seorang pria Amerika-Palestina yang meninggal setelah ditahan tentara Israel menunjukkan bahwa kematian pria itu terjadi setelah dia diikat dan disumpal.

Dilansir The Washington Post, otopsi Omar Assad menunjukkan bahwa dia menderita serangan jantung akibat stres setelah perawatan parah.

Hal ini terjadi pasca-penahanannya di lokasi konstruksi.

Baca juga: Pria Palestina Selundupkan Spermanya ke Luar Penjara Israel, Punya 4 Anak

Hasil otopsi yang dirilis pada Rabu (26/1/2022) menunjukkan bahwa Assad telah diikat dan ditutup matanya.

Dia juga menderita lecet di pergelangan tangannya serta pendarahan di bagian dalam kelopak matanya.

Laporan itu tidak menyebutkan bukti lain dari trauma fisik.

Pasukan Pertahanan Israel tidak berkomentar tentang temuan laporan tersebut.

Baca juga: AS Dinilai Bergerak Terlalu Lambat dalam Mendorong Perdamaian Palestina-Israel

"Kami melanjutkan penyelidikan," kata juru bicara Letnan Kolonel Amnon Shefler.

“Jika kami menemukan kesalahan, kami akan bertindak sesuai dengan temuan, protokol kami, dan nilai-nilai kami,” tambahnya.

Sebelumnya, tentara Israel menghentikan Assad, seorang pemilik toko kelontong Milwaukee, di Jiljilya, sebuah desa Palestina.

Dia dan istrinya pindah setelah menghabiskan sebagian besar hidup mereka di Midwest.

Baca juga: Israel Gusur Satu Keluarga Palestina di Sheikh Jarrah dan Hancurkan Rumahnya

Dia lantas ditemukan tewas pada 12 Januari, dan setelah kematiannya, keluarga Assad menuntut penyelidikan internasional.

“Kami menginginkan keadilan,” kata Hala Hamad, putri Assad berusia 48 tahun.

“Kami menginginkan penyelidikan menyeluruh dari Pemerintah AS dan PBB karena Israel tidak dapat menyelidiki kejahatan mereka sendiri,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com