KABUL, KOMPAS.com - Warga Afghanistan sekarang menggunakan langkah-langkah putus asa untuk memberi makan diri mereka sendiri, termasuk dengan menjual anak-anak dan organ tubuh mereka sendiri.
Sky News mewartakan telah menemukan seluruh keluarga di Herat yang telah menjual ginjal mereka agar dapat makan.
Baca juga: Emir Qatar akan Bertemu Joe Biden Pekan Depan, Bahas Keamanan dan Afghanistan
Dalam satu kasus, tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan mereka memberi tahu telah menjual organ mereka seharga sekitar 1.150 poundsterling (Rp 22 juta) untuk membeli makanan bagi anggota keluarga lainnya.
Di sana, ditemukan juga seorang ibu yang duduk berduka atas balita yang mati karena kasus kelaparan. Sementara banyak orang tua melaporkan bahwa mereka sekarang terpaksa menjual anak-anak mereka.
Kepada Sky News, seorang dokter dengan emosional memberitahu kami bahwa mereka tidak mampu membeli bahkan pembalut untuk luka yang terinfeksi, atau alat dasar untuk melakukan operasi penyelamatan jiwa.
Ini adalah Afghanistan pasca-penarikan pasukan asing, di mana koalisi negara-negara menghabiskan 20 tahun, menghabiskan miliaran dolar untuk "membangun kembali".
Sementara begitu banyak nyawa telah dikorbankan - ribuan - baik tentara asing maupun warga Afghanistan biasa.
Bagian dunia ini sekarang dikatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan cepat menjadi pusat bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca juga: ISIS Mengaku Dalang Ledakan di Afghanistan, 6 Orang Tewas
Afghanistan miskin dan dalam kesulitan sebelum penarikan pasukan asing yang kacau Agustus lalu.
Sekarang, dengan Taliban berkuasa dan seluruh dunia masih belum secara resmi mengakui legitimasi pemerintah mereka, orang-orang Afghanistanlah yang harus menempuh langkah-langkah yang lebih ekstrem untuk bertahan hidup.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.