Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Afghanistan Jual Anak dan Ginjal karena Putus Asa dalam Kelaparan…

Kompas.com - 27/01/2022, 07:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

KABUL, KOMPAS.com - Warga Afghanistan sekarang menggunakan langkah-langkah putus asa untuk memberi makan diri mereka sendiri, termasuk dengan menjual anak-anak dan organ tubuh mereka sendiri.

Sky News mewartakan telah menemukan seluruh keluarga di Herat yang telah menjual ginjal mereka agar dapat makan.

Baca juga: Emir Qatar akan Bertemu Joe Biden Pekan Depan, Bahas Keamanan dan Afghanistan

Dalam satu kasus, tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan mereka memberi tahu telah menjual organ mereka seharga sekitar 1.150 poundsterling (Rp 22 juta) untuk membeli makanan bagi anggota keluarga lainnya.

Di sana, ditemukan juga seorang ibu yang duduk berduka atas balita yang mati karena kasus kelaparan. Sementara banyak orang tua melaporkan bahwa mereka sekarang terpaksa menjual anak-anak mereka.

Kepada Sky News, seorang dokter dengan emosional memberitahu kami bahwa mereka tidak mampu membeli bahkan pembalut untuk luka yang terinfeksi, atau alat dasar untuk melakukan operasi penyelamatan jiwa.

Ini adalah Afghanistan pasca-penarikan pasukan asing, di mana koalisi negara-negara menghabiskan 20 tahun, menghabiskan miliaran dolar untuk "membangun kembali".

Sementara begitu banyak nyawa telah dikorbankan - ribuan - baik tentara asing maupun warga Afghanistan biasa.

Bagian dunia ini sekarang dikatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan cepat menjadi pusat bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga: ISIS Mengaku Dalang Ledakan di Afghanistan, 6 Orang Tewas

Afghanistan miskin dan dalam kesulitan sebelum penarikan pasukan asing yang kacau Agustus lalu.

Sekarang, dengan Taliban berkuasa dan seluruh dunia masih belum secara resmi mengakui legitimasi pemerintah mereka, orang-orang Afghanistanlah yang harus menempuh langkah-langkah yang lebih ekstrem untuk bertahan hidup.

Keputusasaan di komunitas

Di sebuah komunitas desa kecil di luar Herat, keputusasaan dan kehancuran akibat kemiskinan nampak jelas.

Sky news dalam liputannya menyembunyikan lokasi desa yang tepat dan melindungi identitas semua penduduk desa yang berani berbicara. Ini dilakukan untuk keselamatan mereka sendiri.

Dalam beberapa menit, para wanita tua menyodorkan dokumen medis seraya memohon bantuan. Sementara para ibu yang menggendong bayi memohon untuk diberi makan.

Daerah ini bagi kita tampaknya benar-benar tandus, tanpa air atau semak-semak bermil-mil di sekitarnya.

Baca juga: Hasan Akhund Minta Negara-negara di Dunia Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

Dalam banyak kasus, satu-satunya mata uang yang dimiliki keluarga-keluarga ini adalah organ mereka. Alhasil, banyak yang terpaksa menjualnya, dan sekarang anak-anak mereka yang dijual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com