Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FOTO: Tumpahan Minyak Mengerikan yang Mencemari Puluhan Pantai di Peru

Kompas.com - 21/01/2022, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

LIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Peru menyatakan tumpahan minyak di Peru akibat gelombang tinggi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut Tonga akhir pekan lalu menjadi "bencana ekologi".

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Peru mengatakan bahwa tumpahan minyak telah membahayakan kehidupan flora dan fauna di zona lindung di area seluas 18.000 km persegi di sekitar pulau dan wilayah penangkapan ikan.

Baca juga: Berhasil Selamat Berenang 27 Jam Setelah Tsunami, Pria Tonga Ini Dijuluki Aquaman

Tumpahan minyak dari kapal tanker yang tengah melakukan bongkar muat minyak mentah di kilang La Pampilla milik perusahaan minyak Spanyol Repsol diduga dipicu oleh gelombang besar luar biasa akibat erupsi gunung bawah laut di Tonga, yang berjarak 10.000 km, dan memicu peringatan tsunami di seluruh Samudra Pasifik.

Pemandangan udara dari kru pembersih yang bekerja untuk menghilangkan minyak dari pantai yang dianeksasi ke kota resor musim panas Ancon, Lima utara, pada Kamis (20/1/2022). Aktivitas itu dilakukan setelah tumpahan minyak terjadi selama proses pembongkaran kapal tanker berbendera Italia Mare Doricum di La Kilang Pampilla akibat gelombang abnormal yang terekam setelah letusan gunung berapi di Tonga.CRIS BOURONCLE Pemandangan udara dari kru pembersih yang bekerja untuk menghilangkan minyak dari pantai yang dianeksasi ke kota resor musim panas Ancon, Lima utara, pada Kamis (20/1/2022). Aktivitas itu dilakukan setelah tumpahan minyak terjadi selama proses pembongkaran kapal tanker berbendera Italia Mare Doricum di La Kilang Pampilla akibat gelombang abnormal yang terekam setelah letusan gunung berapi di Tonga.

Diberitakan Reuters, Kamis (20/1/2022), Kemlu Peru telah meminta Repsol untuk membayar ganti rugi atas tumpahan minyak tersebut.

"Ini bencana ekologi terparah yang terjadi di sekitar Lima dalam beberapa waktu terakhir dan telah merugikan ratusan keluarga nelayan. Repsol harus segera membayar ganti rugi," tulis Kemlu di Twitter.

Kejaksaan Peru sendiri telah menyelidiki salah satu unit Repsol akibat insiden tersebut.

Baca juga: Kisah Warga Tonga Hadapi Letusan Gunung dan Tsunami: Hanya Gereja yang Masih Berdiri

Sementara, Menteri Lingkungan Ruben Ramirez telah menemui sejumlah petinggi Repsol dan mengatakan bahwa sekitar 6.000 barel minyak telah tumpah.

Seorang pekerja berdiri di dekat seekor burung laut mati saat ia dan rekan-rekannya membersihkan tumpahan minyak yang disebabkan oleh gelombang abnormal, yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut besar-besaran di Tonga, lepas pantai Lima, di Ventanilla, Peru, Rabu (19/1/2022). Angela Ponce Seorang pekerja berdiri di dekat seekor burung laut mati saat ia dan rekan-rekannya membersihkan tumpahan minyak yang disebabkan oleh gelombang abnormal, yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut besar-besaran di Tonga, lepas pantai Lima, di Ventanilla, Peru, Rabu (19/1/2022).

Insiden itu terhitung meninggalkan minyak di 21 pantai di negara tersebut.

Badan Pengawas Investasi Energi dan Tambang Peru (Osinergmin) lewat pernyataan mengatakan telah memerintahkan penutupan salah satu dari empat terminal kilang tersebut sampai diketahui penyebab dari tumpahan minyak.

Baca juga: Upaya Pengiriman Bantuan ke Tonga Dihantui Ancaman Infeksi Covid-19

La Pampilla merupakan kilang terbesar di Peru dan memasok lebih dari separuh pasar bahan bakar di dalam negeri.

Pekerja beristirahat setelah membersihkan tumpahan minyak yang disebabkan oleh gelombang abnormal, yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut besar-besaran di Tonga, lepas pantai Lima, di Ventanilla, Peru, Rabu (19/1/2022). Angela Ponce Pekerja beristirahat setelah membersihkan tumpahan minyak yang disebabkan oleh gelombang abnormal, yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut besar-besaran di Tonga, lepas pantai Lima, di Ventanilla, Peru, Rabu (19/1/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com