Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Orang Dikhawatirkan Hilang, Pemerintah Tonga Nyatakan Bencana Luar Biasa

Kompas.com - 19/01/2022, 14:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NUKU’ALOFA, KOMPAS.com - Pemerintah Tonga mengatakan negara kepulauan Pasifik itu menghadapi “bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya”, setelah letusan gunung berapi besar yang memicu tsunami dan menyelimuti sebagian negara berpenduduk 100.000 orang itu dengan abu vulkanik yang tebal.

Dalam pernyataan pertamanya sejak gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus pada Sabtu (15/1/2022), kantor Perdana Menteri Tongga pada Selasa (18/1/2022) malam mengonfirmasi kematian sedikitnya tiga orang, termasuk seorang wanita Inggris.

Baca juga: POPULER GLOBAL: TV Australia Putar Video YouTuber Indonesia Saat Beritakan Tsunami Tonga | Delegasi Indonesia Dilaporkan Kunjungi Israel

“Sebagai akibat dari letusan, gumpalan jamur vulkanik dilepaskan mencapai stratosfer dan meluas secara radial menutupi seluruh Pulau Tonga, menghasilkan gelombang tsunami yang naik hingga 15 meter (49 kaki), menghantam pantai barat Kepulauan Tongatapu, 'Eua dan Ha 'Kepulauan apai,' kata pernyataan itu melansir Al Jazeera.

Lebih lanjut menurut pernyataan itu, karena parahnya kerusakan yang diamati”, pemerintah mengatakan tim penyelamat tambahan telah dikirim ke pulau Mango, Fonoifua dan Nomuka.

“Semua rumah di Mango – di mana sinyal marabahaya terdeteksi – telah hancur dan hanya dua yang masih berdiri di Fonoifua, sementara ada kerusakan parah di Nomuka,” katanya.

AP melaporkan, Pulau Mango adalah tempat tinggal sekitar 36 orang, Sementara di pulau Fonoifua, jumlah penduduk yang bermukim mencapai sekitar 69 orang.

Baca juga: Gambar-gambar Pertama dari Tonga Setelah Erupsi Perlihatkan Skala Kerusakan

Kapal angkatan laut Tonga sedang dikirim ke pulau-pulau yang terkena dampak, membawa pasokan air dan makanan yang mendesak. Sementara, upaya evakuasi dari daerah yang paling parah juga sedang berlangsung.

Letusan tersebut adalah yang terbesar sejak erupsi Pinatubo di Filipina pada 1991, dengan letusan dahsyat terdengar di Fiji lebih dari 750 km (466 mil) jauhnya.

Dua kapal dari angkatan laut Selandia Baru, yang membawa tim penyelamat dan peralatan serta sarat dengan perbekalan, sudah dalam perjalanan ke Tonga.

Upaya untuk menanggapi bencana terhambat oleh masalah komunikasi setelah letusan memutuskan kabel bawah laut pulau-pulau itu, dan oleh abu tebal yang menutupi landasan pacu di bandara utama negara itu.

Baca juga: Kabel Bawah Laut Rusak, Komunikasi dari Tonga Bisa Terputus Berminggu-minggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com