Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Perbatasan Ukraina Makin Tegang, Rusia Pasang Pasukan Militer di Belarus

Kompas.com - 19/01/2022, 12:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengirim pasukan dalam jumlah yang tidak ditentukan dari timur jauh negara itu ke Belarus untuk latihan perang besar, kata para pejabat Selasa (18/1/2022).

Pengerahan pasukan ini akan meningkatkan kehadiran militer Rusia di dekat Ukraina di tengah kekhawatiran Barat akan rencana invasi.

Baca juga: Eropa Diambang Perangan karena Konflik Rusia-Ukraina

Di tengah meningkatnya ketegangan, Gedung Putih memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang tetangganya di “setiap titik”. Sementara Inggris telah mengirimkan sejumlah senjata anti-tank ke Ukraina.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan latihan bersama dengan Belarus akan melibatkan latihan tanggapan bersama terhadap ancaman eksternal.

Pejabat Ukraina juga memperingatkan bahwa Rusia dapat melancarkan serangan ke Ukraina dari beberapa arah, termasuk dari sekutunya Belarusia.

Amerika Serikat (AS) sekali lagi menekankan keprihatinannya Selasa (18/1/2022), dengan sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan langkah pasukan Rusia ke Belarus sebagai bagian dari "situasi yang sangat berbahaya."

“Kami sekarang berada pada tahap di mana Rusia kapan saja dapat meluncurkan serangan di Ukraina,” katanya melansir AP.

Serangkaian pembicaraan pekan lalu antara Rusia, AS dan NATO gagal memadamkan ketegangan di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan bertemu timpalannya dari Rusia Sergey Lavrov di Jenewa pada Jumat (21/1/2022) dalam upaya lain untuk meredakan krisis.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Selasa (18/1/2022) bahwa mereka telah menerima pengiriman senjata anti-tank dari Inggris, dan mencatat bahwa mereka akan membantu “memperkuat kemampuan pertahanan kami.”

Baca juga: Serangan Siber Besar-besaran Ukraina Hanyalah Tirai dari Tindakan yang Lebih Destruktif


Pergerakan pasukan Rusia

Rusia sudah mulai memindahkan pasukan untuk latihan perang di Belarus. Fomin mengatakan akan memakan waktu hingga 9 Februari, untuk mengerahkan senjata dan personel sepenuhnya untuk latihan Allied Resolve 2022, yang diperkirakan akan berlangsung pada 10-20 Februari.

Fomin tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan dilibatkan. Tetapi dia menyebutkan bahwa Rusia akan mengerahkan selusin jet tempur Su-35, dan beberapa unit pertahanan udara ke Belarus.

Pengerahan itu akan memperkuat sekitar 100.000 tentara Rusia dengan tank dan senjata berat lainnya, yang sudah dikumpulkan di dekat Ukraina.

Rusia telah membantah bahwa mereka bermaksud menyerang tetangganya, tetapi menuntut jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan memperluas ke Ukraina atau negara-negara bekas Soviet lainnya atau menempatkan pasukan dan senjatanya di sana.

Washington dan sekutunya dengan tegas menolak tuntutan Moskwa selama negosiasi Rusia-AS di Jenewa dan pertemuan NATO-Rusia terkait di Brussel pekan lalu.

Sebuah konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Krimea, Selasa, 18 Januari 2022. AP PHOTO Sebuah konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Krimea, Selasa, 18 Januari 2022.

Baca juga: Menlu Kanada Akan Kunjungi Ukraina, Bertekad untuk Cegah Agresi Rusia

Fomin mengatakan latihan di Belarus, yang melibatkan sejumlah pasukan yang tidak ditentukan jumlahnya dari Distrik Militer Timur Rusia. Ini mencerminkan adanya pemusatan latihan seluruh potensi militer negara itu di barat.

"Suatu situasi mungkin muncul ketika kekuatan dan sarana kelompok kekuatan regional tidak akan cukup untuk memastikan keamanan yang dapat diandalkan dari negara serikat, dan kita harus siap untuk memperkuatnya," kata Fomin pada pertemuan dengan atase militer asing.

“Kami telah mencapai kesepahaman dengan Belarus bahwa perlu melibatkan seluruh potensi militer untuk pertahanan bersama.”

Presiden otoriter Belarus, Alexander Lukashenko, mengatakan manuver bersama akan dilakukan di perbatasan barat Belarusia dan di selatan negara itu, yang berbatasan dengan Ukraina.

Lukashenko, yang semakin dekat dengan Rusia di tengah sanksi Barat atas tindakan keras pemerintahnya terhadap protes domestik, baru-baru ini menawarkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia.

Baca juga: Rusia Tak Ingin Menyerang Ukraina? Ini Fakta di Lapangan yang Diungkap Ukraina

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan pengerahan pasukan Rusia ke Belarus menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskwa mungkin berencana menempatkan pasukan di sana, untuk memperluas pertahanan Ukraina dengan serangan dari utara.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas isu-isu sensitif, mencatat bahwa gerakan itu mungkin juga menunjukkan kesediaan Belarus untuk "mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia ditempatkan di wilayahnya."

Di tengah ketegangan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Selasa (18/1/2022) pihaknya mempercepat upaya membentuk batalyon cadangan, yang akan memungkinkan pengerahan cepat 130.000 rekrutan untuk memperluas 246.000 militer negara itu.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mendesak Rusia untuk meredakan situasi, dengan memanggil kembali pasukan yang dikumpulkan di dekat Ukraina.

"Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 100.000 tentara Rusia dengan tank dan senjata telah berkumpul di dekat Ukraina tanpa alasan yang dapat dimengerti, dan sulit untuk tidak memahami itu sebagai ancaman," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock setelah pembicaraan di Moskwa dengan rekannya dari Rusia, Lavrov.

Baca juga: Serangan Siber Besar-besaran di Ukraina, Banyak Situs Web Pemerintah Diretas

Lavrov menanggapi dengan menyatakan kembali argumen Moskwa, bahwa mereka bebas untuk mengerahkan pasukannya di mana pun yang dianggap perlu di wilayahnya.

"Kami tidak dapat menerima tuntutan tentang angkatan bersenjata kami di wilayah kami sendiri," kata Lavrov. "Kita tidak mengancam siapa pun, tetapi kami mendengar ancaman kepada kami."

Baerbock menekankan bahwa Barat siap "untuk dialog serius tentang kesepakatan bersama dan langkah-langkah untuk membawa semua orang di Eropa lebih aman."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com