Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UU Sertifikat Vaksin Disetujui, Tanpa Inokulasi Warga Tak Bisa Pergi Sembarangan di Perancis

Kompas.com - 17/01/2022, 15:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

PARIS, KOMPAS.com - Parlemen Perancis memberikan persetujuan akhir pada langkah-langkah terbaru pemerintah untuk mengatasi Covid-19, termasuk aturan sertifikat vaksin yang diperdebatkan pengunjuk rasa anti-vaksin.

Anggota parlemen di majelis rendah Perancis memberikan suara 215 mendukung dan 58 menentang pada Minggu (16/1/2022), membuka jalan bagi undang-undang pembatasan Covid-19 baru berlaku dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Pilpres Perancis Makin Dekat, Emmanuel Macron Buktikan Ekonomi Lebih Maju

Undang-undang baru, yang mengalami perjalanan sulit melalui parlemen, dengan partai-partai oposisi menganggap beberapa ketentuannya terlalu ketat.

Aturan baru mengharuskan orang untuk memiliki sertifikat vaksinasi untuk memasuki tempat-tempat umum, seperti restoran, kafe, bioskop dan kereta jarak jauh.

Saat ini, orang yang tidak divaksinasi dapat memasuki tempat-tempat tersebut dengan hasil tes Covid-19 negatif terbaru.

Hampir 78 persen dari populasi Perancis sudah divaksinasi penuh, menurut kementerian kesehatan pada Sabtu (15/1/2022) melansir Guardian.

Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan April, mengatakan kepada Le Parisien bulan ini bahwa dia ingin "membuat kesal" orang-orang yang tidak divaksinasi.

Salah satu caranya dengan membuat hidup mereka begitu rumit, sehingga mereka akhirnya akan mendapatkan vaksin Covid.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 Perancis: 10.000 Kelas Dibatalkan, tapi Sekolah Tidak Tutup

Ribuan pengunjuk rasa anti-vaksin berdemonstrasi di Paris dan beberapa kota lain pada Sabtu (15/1/2022) melawan hukum. Tetapi jumlah mereka turun tajam dari minggu sebelumnya, tepat setelah pernyataan Macron.

Perancis berada dalam cengkeraman gelombang Covid-19 kelima, dengan kasus baru setiap hari secara teratur mencapai rekor di atas 300.000.

Namun, jumlah penerimaan perawatan intensif jauh lebih rendah daripada gelombang pertama pada 2020.

Baca juga: Ratusan Ribu Orang Gelar Protes di Perancis, Respons Aturan Vaksinasi Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com