Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Rusia Membuka Perundingan "Panas" tentang Ukraina

Kompas.com - 10/01/2022, 17:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber CNN,AFP

JENEWS, KOMPAS.com - Para diplomat tinggi Amerika Serikat (AS) dan Rusia memulai pembicaraan penting tentang meningkatnya ketegangan di Ukraina pada Senin (10/1/2022).

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan koleganya dari Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov membuka pertemuan mereka di misi AS di Jenewa, Swiss pada pukul 08.55 waktu setempat, kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin.

Sebuah konvoi kendaraan hitam dengan pelat diplomatik Rusia telah tiba tak lama sebelumnya, dan diantar melalui gerbang besi besar di bawah bendera AS yang berkibar.

Baca juga: Menlu AS: Pengaruh Rusia di Kazakhstan Akan Semakin Kuat

Sebelumnya, kedua diplomat itu telah bertemu secara informal di Jenewa pada Minggu (9/1/2022) malam waktu setempat.

Ryabkov kemudian mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa percakapan itu "seperti bisnis" dan "sulit".

AS dan Rusia sendiri telah menetapkan garis tegas terkait persoalan Ukraina, di mana Washington memperingatkan risiko konfrontasi, sementara Moskow mengesampingkan konsesi.

Pembicaraan ini memulai minggu diplomasi di mana Rusia akan bertemu dengan NATO dan pejabat Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dengan AS berusaha meyakinkan sekutu Eropa bahwa mereka tidak akan dikesampingkan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu kemarin, menekankan bahwa Rusia harus memilih antara dialog dan konfrontasi.

Dalam wawancara dengan CNN, Blinken memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi besar bagi Rusia jika mereka memperbarui agresinya terhadap Ukraina.

Sejak akhir tahun lalu, Rusia dilaporkan telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina, menarik AS ke dalam pertikaian gaya Perang Dingin.

Pemerintah Presiden Vladimir Putin bersikeras bahwa NATO tidak boleh mendorong dan memberikan keanggotaan kepada Ukraina.

Baca juga: Kapal Selam Rusia Tabrak Kapal Perang Inggris di Atlantik Utara

“Hindari konfrontasi”

Ryabkov mengatakan kepada kantor berita Rusia pada Minggu bahwa negaranya telah mengesampingkan membuat konsesi apa pun dalam pembicaraan itu, bahkan ketika AS mengatakan banyak tuntutan Rusia tidak dimulai.

Namun Blinken bersikeras bahwa ada kemungkinan jalan dialog dan diplomasi untuk mencoba menyelesaikan beberapa perbedaan ini dan menghindari konfrontasi.

Seorang pejabat senior Gedung Putih pada Sabtu (8/1/2022), menunjukkan bahwa AS dapat bersiap untuk membahas dengan Rusia tentang kemungkinan kedua belah pihak mengekang penyebaran sistem rudal serta ruang lingkup latihan militer.

Blinken memperingatkan bahwa setiap hasil positif dari pembicaraan itu sebagian akan bergantung pada kesediaan Rusia untuk mundur dari sikap agresifnya, yang dia gambarkan sebagai "atmosfer eskalasi dengan senjata ke kepala Ukraina".

Baca juga: Warganya Digambarkan sebagai Pencuri di Serial Baru Netflix, Menteri Ukraina Protes Keras

"Jadi jika kita benar-benar akan membuat kemajuan, kita harus melihat de-eskalasi, Rusia menarik diri dari ancaman yang saat ini ditimbulkannya ke Ukraina," katanya kepada CNN.

Pembicaraan itu terjadi setelah Putin dan Joe Biden bertemu di Jenewa pada Juni 2021 dan menyepakati pembicaraan "stabilitas" reguler antara Sherman dan Ryabkov.

Dalam dua panggilan telepon ke Putin, Biden telah memperingatkan konsekuensi berat jika Rusia menginvasi Ukraina.

Langkah-langkah yang dipertimbangkan termasuk sanksi terhadap lingkaran dalam Putin, membatalkan jalur pipa Nord Stream 2 Rusia yang kontroversial ke Jerman atau dalam skenario paling sifnifikan, memutuskan hubungan Rusia dengan sistem perbankan dunia.

Rusia menegaskan pihaknya tertipu setelah Perang Dingin dan memahami bahwa NATO tidak akan berkembang.

Sebaliknya, aliansi yang dipimpin AS disambut di sebagian besar negara bekas Pakta Warsawa dan tiga negara Baltik yang berada di bawah kekuasaan Soviet.

Rusia telah memberikan tekanan kuat pada Ukraina sejak 2014 setelah sebuah revolusi menggulingkan pemerintah yang berpihak pada Kremlin untuk tidak bergerak lebih dekat ke Eropa.

Rusia merebut semenanjung Crime dan mendukung pemberontakan di Ukraina timur yang menewaskan lebih dari 13.000 orang.

Baca juga: AS dan Rusia Saling Lempar Ancaman Imbas Ketegangan di Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com