Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tersangka Bom Pipa Sehari Sebelum Insiden Capitol, Siapa dan Apa Motifnya?

Kompas.com - 06/01/2022, 20:44 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CBS News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seseorang berkerudung dan bertopeng berkeliaran di Capitol Hill pada 5 Januari 2021.

Dia menanam bom di dekat markas besar komite nasional Partai Demokrat dan Republik.

Setahun kemudian, tepatnya pada Kamis (6/1/2022) tidak ada penangkapan dalam kasus ini.

Baca juga: Satu Tahun Insiden Capitol: Kerusuhan Besar Dipicu Kekalahan Trump

Bom-bom tersebut dinonaktifkan sebelum meledak, tetapi Steve D'Antuono, agen utama FBI di Washington DC, mengatakan bahwa bom tersebut dibuat untuk mematikan.

"Mereka bisa saja meledak," katanya kepada CBS News.

"Mereka bisa saja timbulkan cedera fisik yang serius atau kematian," tambahnya.

Penyelidik telah melakukan lebih dari 900 wawancara dan menjelajahi 39.000 file video untuk mencoba mengidentifikasi tersangka.

Mereka telah melacak banyak rute tersangka yang hanya beberapa blok dari US Capitol.

Baca juga: Setahun Berlalu, Begini Kondisi Gedung Capitol AS Usai Serangan 6 Januari 2021

D'Antuono mengatakan sulit untuk mengidentifikasi tersangka karena "orang itu ditutupi dari kepala sampai kaki".

Dia mengenakan hoodie, kacamata, topeng, dan sarung tangan.

Dia mengatakan pihak berwenang bahkan tidak tahu apakah orang itu laki-laki atau perempuan.

FBI lantas meminta bantuan publik dalam kasus ini.

Baca juga: Seruan Kekerasan Meningkat Jelang Peringatan Serangan Gedung Capitol AS

Serangan di Capitol sehari setelah bom pipa ditempatkan, dan telah mengakibatkan lebih dari 725 penangkapan.

Sedikitnya 225 orang ditangkap karena menyerang, melawan, atau menghalangi petugas.

Lebih dari 75 orang ditangkap karena menggunakan senjata mematikan atau berbahaya.

Namun FBI masih mencari ratusan orang yang diyakini telah melakukan kekerasan hari itu.

Baca juga: Buntut Serangan 6 Januari 2021, Trump Digugat Petugas Polisi Capitol

Jaksa Agung Merrick Garland menandai peringatan serangan itu dalam pidatonya pada hari Rabu (5/1/2022).

Dia bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban semua pelaku "pada tingkat mana pun" di bawah hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com