Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Kekerasan Meningkat Jelang Peringatan Serangan Gedung Capitol AS

Kompas.com - 06/01/2022, 09:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat federal AS melihat peningkatan seruan kekerasan, pada hari-hari menjelang peringatan satu tahun serangan Gedung Capitol 6 Januari.

Bersama dengan itu, ada juga penargetan politisi dan seruan untuk pemberontakan di forum ekstremis kekerasan domestik AS, menurut penegak hukum federal resmi melansir CNN pada Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Terungkap, Trump Berusaha Halangi Kesaksian Kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol

Namun pejabat dan sumber penegak hukum lainnya mengatakan sejauh ini masih belum ada yang menganjurkan rencana terkoordinasi atau ancaman khusus.

Peningkatan retorika kekerasan yang muncul ketika penegak hukum AS bersiap memperingati serangan Gedung Capitol pada Kamis (6/1/2022), membuat lembaga federal, negara bagian dan lokal di AS saling berbagi informasi dan meningkatkan keamanan.

Polisi Gedung Capitol AS baru-baru ini diperingatkan tentang unggahan online yang menyerukan "pemberontakan nyata" pada peringatan hari ini, menurut sumber penegak hukum.

Seorang pejabat senior keamanan Capitol mengatakan kepada CNN bahwa ancaman yang paling mungkin berasal dari aktor tunggal, sebuah kekhawatiran berkelanjutan untuk keamanan Capitol Hill.

Tetapi mereka tidak melacak ancaman kredibel apa pun terhadap Gedung Capitol, khusus untuk minggu ini.

Ada peningkatan dramatis ancaman yang dibuat terhadap anggota parlemen, yakni 9.600 pada 2021 saja, kata kepala Polisi Capitol minggu ini.

Baca juga: Dukun Kerusuhan Gedung Capitol Dipenjara 41 Bulan

Pejabat keamanan mengaitkan peningkatan ancaman itu sebagian berkaitan dengan "lingkungan politik yang lebih getir dan partisan, dan masalah-masalah sosial yang membuat publik marah seperti soal ideologi dan identitas."

Seperti biasa, masalahnya tetap soal memilah-milah anyata seruan yang marah versus ancaman yang sebenarnya, kata pejabat itu.

Dia menambahkan bahwa "mayoritas" ancaman tidak "mewakili risiko kekerasan nyata."

Menurutnya, sebagian besar ancaman ditujukan kepada anggota parlemen tertentu, bukan kompleks itu Gedung Capitol secara khusus.

Kondisi itu, kata dia, menunjukkan bahwa apa yang membuat 6 Januari 2021 unik adalah saat itu ada tindakan legislatif khusus yang dilakukan Kongres sebagai badan pemerintahan, yang berusaha diganggu oleh para perusuh.

Kegiatan politik itu (pengesahan pemilihan presiden AS) tidak terjadi minggu ini.

Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC, 6 Januari 2021. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden.AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Samuel Corum Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC, 6 Januari 2021. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden.

Baca juga: Laporan Setebal 128 Halaman Ungkap Fakta Terbaru Kerusuhan di Gedung Capitol

Ancaman berkelanjutan ekstremis domestik

 

Pada Selasa (4/1/2022), seorang pria Alaska mengaku bersalah karena mengancam akan membunuh para senator AS di negara bagiannya. Sebanyak 17 pesan suara yang penuh kekerasan dan tidak senonoh selama periode lima bulan menjadi bukti atas kasus ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com