SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara menembakkan rudal hipersonik minggu ini yang berhasil mencapai target. Ini merupakan uji coba kedua ketika negara itu mengejar kemampuan militer baru di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti.
Peluncuran pada Rabu (5/1/2022) adalah yang pertama oleh Korea Utara sejak Oktober, dan terdeteksi oleh beberapa militer di kawasan itu, dan menuai kritik dari pemerintah di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Proyektil Diduga Rudal Balistik ke Laut Timur Semenanjung
Korea Utara pertama kali menguji rudal hipersonik pada September, bergabung dengan perlombaan yang dipimpin oleh kekuatan militer utama dunia, untuk mengembangkan sistem senjata canggih.
Tidak seperti rudal balistik yang terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam, senjata hipersonik terbang menuju target di ketinggian yang lebih rendah dan dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara - atau sekitar 6.200 km per jam (3.850 mph).
“Keberhasilan berturut-turut dalam uji peluncuran di sektor rudal hipersonik memiliki signifikansi strategis, karena mereka mempercepat tugas untuk memodernisasi angkatan bersenjata strategis negara,” kata laporan KCNA.
Dalam uji coba Rabu, "hulu ledak meluncur hipersonik" terlepas dari pendorong roketnya, dan bermanuver 120 km (75 mil) secara lateral sebelum "tepat mengenai" target 700 km (430 mil).
Tes tersebut juga mengonfirmasi komponen seperti kontrol penerbangan dan kemampuannya untuk beroperasi di musim dingin.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Janji Kejar Deklarasi Damai dengan Korea Utara Sampai Akhir
Rudal itu menunjukkan kemampuannya untuk menggabungkan "penerbangan lompat luncur multi-langkah dan manuver lateral yang kuat," tambah KCNA.
Meskipun belum menguji bom nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh sejak 2017, dalam beberapa tahun terakhir Korea Utara telah mengembangkan dan meluncurkan berbagai rudal dan hulu ledak yang lebih bermanuver.
Pengembangan itu kemungkinan ditujukan untuk mampu mengatasi pertahanan rudal seperti yang digunakan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), kata para analis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.