SALAH satu pesawat terbang tempur kebanggaan Perancis adalah Dassault Rafale, biasa disebut sebagai Rafale saja. Pesawat ini adalah pesawat tempur dengan kategori twin engine (mesin ganda) dari Snecma.
Konfigurasi pesawat dilengkapi dengan canard delta wing untuk menyempurnakannya sebagai multirole fighter aircraft (pesawat tempur multiperan). Seperti standar pesawat terbang tempur mutakhir maka Rafale dapat dilengkapi beraneka persenjataan sesuai kebutuhan dalam perannya sebagai perebut keunggulan di udara.
Sayangnya pesawat ini belum sepenuhnya memiliki kemampuan sebagai stealth aircraft (pesawat siluman) agar tidak tertangkap di layar radar pertahanan udara (hanud) musuh.
Baca juga: India Beli Rafale, Pakistan Panas lalu Borong 25 Jet Tempur J-10C Buatan China
Rafale dapat digunakan untuk berbagai misi antara lain interdiction, aerial reconnaissance, ground support, anti ship strike dan nuclear deterrence mission. Itu sebabnya pesawat ini dikenal sebagai pesawat tempur “ömnirole” (serba bisa) buatan pabrik pesawat terbang Dassault.
Pesawat yang muncul pertamakali di tahun 2001 sudah digunakan oleh Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL) Perancis, AU India, dan AU Qatar. Sampai akhir tahun 2021 tercatat sudah diproduksi sebanyak 237 pesawat Rafale.
Produk dari Pesawat Rafale ini sejak tahun 2008 sudah berpartisipasi pada beberapa medan pertempuran di Afghanistan, Iraq, Libya, Mali, dan Syria. Pada operasi tempur tersebut dua jenis pesawat Rafale diketahui turut aktif yaitu dari jenis biasa yang take off-landing dari aerodrome standard di darat dan yang berbasis di kapal induk.
Sampai saat ini Perancis belum berniat untuk melengkapi arsenal pesawat tempurnya dengan F-35 JSF, walau Rafale sendiri masih termasuk pesawat tempur generasi ke 4 , satu tingkat di bawah F-35 yang sudah masuk kategori generasi ke 5.
Rafale sendiri masih belum mencapai teknologi dengan kemampuan stealth aircraft (tidak dapat terditeksi radar hanud) seperti halnya dengan F-35 JSF.
Baca juga: UEA Borong 80 Jet Tempur Rafale Perancis, Nilai Kontraknya Lampaui Anggaran Pertahanan RI
Akan tetapi Rafale jauh lebih “gesit” dalam kemampuan bermanuver terutama dalam gerak menanjak tajam (superior climb rate) dan di sisi lain dengan persenjataan lengkap Rafale mampu terbang mencapai Mach 1.4 tanpa menggunakan after burner (tenaga dorongan mesin tambahan) .
Kelebihan lainnya adalah Rafale memiliki performa yang tinggi dalam penerbangan pada ketinggian rendah karena dilengkapi dengan sayap kecil (canard) di dekat hidungnya yang memberikan kemampuan aerodinamik tambahan sebagai unsur daya angkat (lift). Akan tetapi kelemahan Rafale adalah tidak memiliki kemampuan cukup baik bila dibandingkan dengan SU-35 atau F-15 dalam terbang tinggi sampai 50.000 hingga 60.000 ft.
Demikian juga maksimum kecepatan yang bisa dicapai hanya 1.8 Mach dibanding dengan SU-35 yang mampu mencapai kecepatan 2.5 Mach.
Rafale memang unggul dalam kelincahan gerakan akan tetapi banyak kekurangannya dibanding dengan kemampuan pesawat SU-35 dan F-35. Mungkin dalam manuver di low altitude Rafale sedikit unggul akan tetapi performa lainnya masih berada di bawah SU-35 dan atau F-35.
Sedikit catatan di sini, perbedaan mendasar antara Rafale dengan SU-35 dan F-35 adalah tentang engine atau mesin penggerak.
Rafale dilengkapi dengan dua enigine sementara SU-35 dan F-35 bermesin tunggal. Dengan hanya bermesin satu maka SU-35 dan F-35 lebih memiliki beban tambahan (pay load) yang dapat diisi peralatan maupun sistem senjata lainnya, dibanding dengan pesawat sejenis yang bermesin ganda. Tentu saja masing-masing pesawat memiliki kelebihan dan kekurangan dengan karakteristik pesawat bermesin ganda dan bermesin tunggal.
Sekarang ini Angkatan Udara Perancis memiliki setidaknya 3 skadron Rafale multi-role dan 2 nuclear-strike skadron. Sementara Angkatan Laut Perancis mengoperasikan 3 skadron Rafale yang merupakan kelengkapan dari Kapal Induk Charles de Gaulle.