Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Alami Hari Paling Mematikan Sepanjang Pandemi Covid, Rumah Sakit Kritis

Kompas.com - 14/12/2021, 21:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan mencatat hari paling mematikan sepanjang pandemi, ketika pasien berdatangan tak henti-hentinya membanjiri rumah sakit kritis didorong oleh delta, dan membuat orang sekarat saat menunggu tempat tidur.

Pakar kesehatan memperingatkan bahwa sistem medis negara itu akan segera mendekati batas kemampuannya. Kasus kematian juga dapat memburuk jika pemerintah terus lamban dan ragu-ragu dalam memperketat jarak sosial.

Baca juga: China Deteksi Kasus Pertama Varian Omicron

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan 94 pasien virus Covid-19 meninggal dalam 24 jam terakhir. Sementara 906 kini dalam kondisi serius atau kritis, jumlah tertinggi sepanjang pandemi.

Covid-19 Korea Selatan pada Selasa (14/12/2021) melaporkan infeksi baru tertinggi dengan 5.567. Padahal penghitungan harian biasanya lebih kecil pada awal minggu, karena lebih sedikit tes pada akhir pekan.

Kondisi ini dinilai telah menunjukkan virus Covid-19 terus bertambah cepat setelah pemerintah sedikit melonggarkan aturan jarak sosial minggu lalu.

Park Hyang, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan, mengatakan sumber daya medis dengan cepat habis di ibukota padat penduduk Seoul dan daerah metropolitan terdekat.

Saat ini di wilayah itu sekitar 86 persen unit perawatan intensif yang ditunjuk untuk perawatan Covid-19 sudah ditempati.

Lebih dari 1.480 pasien masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan. Setidaknya 17 pasien meninggal pekan lalu di rumah atau di fasilitas kesehatan sambil menunggu tempat tidur untuk perawatan.

Baca juga: Israel Berlakukan Larangan Bepergian ke Inggris dan Denmark Terkait Varian Omicron

Petugas medis mengambil sampel hidung dari orang-orang di tempat pengujian virus corona darurat di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 14 Desember 2021. AP PHOTO/AHN YOUNG JOON Petugas medis mengambil sampel hidung dari orang-orang di tempat pengujian virus corona darurat di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 14 Desember 2021.

Para pejabat menekan rumah sakit untuk menyediakan lebih banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19.

Fasilitas kesehatan juga diminta berjuang mempercepat pemberian suntikan booster. Termasuk dengan memperpendek interval antara suntikan kedua dan ketiga, dari empat atau lima bulan menjadi tiga bulan, mulai minggu ini.

AP melaporkan pada Selasa (14/12/2021), lebih dari 81 persen dalam populasi lebih dari 51 juta orang “Negeri Gingseng” telah divaksinasi lengkap. Tetapi hanya 13 persen yang diberikan suntikan penguat.

Pejabat dapat memutuskan untuk lebih memperkuat pembatasan minggu ini, tergantung pada jumlah infeksi dan rawat inap, kata Park selama pengarahan.

Para ahli mengatakan lonjakan dahsyat Korea Selatan menggarisbawahi risiko menempatkan masalah ekonomi di atas kesehatan masyarakat, ketika varian delta yang sangat menular telah mengurangi efektivitas vaksin, dan kebanyakan orang masih menunggu suntikan booster mereka.

Baca juga: Covid-19 Naik, California Wajibkan Lagi Pakai Masker di Semua Ruang Publik

Covid-19 Korea Selatan melaporkan sekitar 6.000 kasus baru per hari minggu lalu, termasuk tiga hari berturut-turut lebih dari 7.000 kasus Covid-19.

Jumlah itu tiga kali lipat dari sekitar 2.000 kasus pada awal November, ketika pemerintah secara signifikan memperketat aturan jarak sosial, dalam apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai langkah pertama menuju pemulihan normal pra-pandemi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com