Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Selatan Alami Hari Paling Mematikan Sepanjang Pandemi Covid, Rumah Sakit Kritis

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan mencatat hari paling mematikan sepanjang pandemi, ketika pasien berdatangan tak henti-hentinya membanjiri rumah sakit kritis didorong oleh delta, dan membuat orang sekarat saat menunggu tempat tidur.

Pakar kesehatan memperingatkan bahwa sistem medis negara itu akan segera mendekati batas kemampuannya. Kasus kematian juga dapat memburuk jika pemerintah terus lamban dan ragu-ragu dalam memperketat jarak sosial.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan 94 pasien virus Covid-19 meninggal dalam 24 jam terakhir. Sementara 906 kini dalam kondisi serius atau kritis, jumlah tertinggi sepanjang pandemi.

Covid-19 Korea Selatan pada Selasa (14/12/2021) melaporkan infeksi baru tertinggi dengan 5.567. Padahal penghitungan harian biasanya lebih kecil pada awal minggu, karena lebih sedikit tes pada akhir pekan.

Kondisi ini dinilai telah menunjukkan virus Covid-19 terus bertambah cepat setelah pemerintah sedikit melonggarkan aturan jarak sosial minggu lalu.

Park Hyang, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan, mengatakan sumber daya medis dengan cepat habis di ibukota padat penduduk Seoul dan daerah metropolitan terdekat.

Saat ini di wilayah itu sekitar 86 persen unit perawatan intensif yang ditunjuk untuk perawatan Covid-19 sudah ditempati.

Lebih dari 1.480 pasien masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan. Setidaknya 17 pasien meninggal pekan lalu di rumah atau di fasilitas kesehatan sambil menunggu tempat tidur untuk perawatan.

Para pejabat menekan rumah sakit untuk menyediakan lebih banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19.

Fasilitas kesehatan juga diminta berjuang mempercepat pemberian suntikan booster. Termasuk dengan memperpendek interval antara suntikan kedua dan ketiga, dari empat atau lima bulan menjadi tiga bulan, mulai minggu ini.

AP melaporkan pada Selasa (14/12/2021), lebih dari 81 persen dalam populasi lebih dari 51 juta orang “Negeri Gingseng” telah divaksinasi lengkap. Tetapi hanya 13 persen yang diberikan suntikan penguat.

Pejabat dapat memutuskan untuk lebih memperkuat pembatasan minggu ini, tergantung pada jumlah infeksi dan rawat inap, kata Park selama pengarahan.

Para ahli mengatakan lonjakan dahsyat Korea Selatan menggarisbawahi risiko menempatkan masalah ekonomi di atas kesehatan masyarakat, ketika varian delta yang sangat menular telah mengurangi efektivitas vaksin, dan kebanyakan orang masih menunggu suntikan booster mereka.

Covid-19 Korea Selatan melaporkan sekitar 6.000 kasus baru per hari minggu lalu, termasuk tiga hari berturut-turut lebih dari 7.000 kasus Covid-19.

Jumlah itu tiga kali lipat dari sekitar 2.000 kasus pada awal November, ketika pemerintah secara signifikan memperketat aturan jarak sosial, dalam apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai langkah pertama menuju pemulihan normal pra-pandemi.

Sejak itu Korea Selatan mengizinkan pertemuan yang lebih besar, jam makan dalam ruangan yang lebih lama, dan membuka kembali sekolah sepenuhnya.

Para pejabat memperkirakan peningkatan tingkat vaksinasi akan menekan rawat inap dan kematian bahkan jika virus terus menyebar.

Tetapi ada lonjakan penerimaan rumah sakit di antara orang-orang berusia 60-an atau lebih, yang tidak sepenuhnya divaksinasi atau yang kekebalannya berkurang setelah diinokulasi selama fase awal peluncuran vaksin, yang dimulai pada Februari.

Ketika infeksi meningkat bulan ini, pemerintah Korea Selatan ragu-ragu untuk menerapkan kembali pembatasan yang lebih kuat. Alasannya karena publik lelah, dan Presiden Moon Jae-in menyatakan negara itu tidak akan “mundur ke masa lalu.”

Pejabat menunggu hingga minggu lalu untuk mempertajam jarak sosial, melarang pertemuan pribadi tujuh orang atau lebih di wilayah ibu kota yang lebih besar, dan mengharuskan orang dewasa untuk memverifikasi status vaksinasi mereka untuk menggunakan restoran dan tempat-tempat dalam ruangan lainnya.

Pakar kesehatan telah menyerukan pembatasan yang lebih kuat, seperti bekerja dari rumah, dan memperluas dukungan keuangan pemerintah untuk usaha kecil guna memastikan kepatuhan terhadap jarak sosial.

“Yang benar-benar kami butuhkan sekarang adalah penghentian darurat untuk memungkinkan petugas medis kami memulihkan kemampuannya untuk merespons (terhadap virus),” sebuah koalisi kelompok dokter, termasuk Korean Society of Infectious Diseases, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (13/12/2021).

“Kami menyatakan keprihatinan mendalam bahwa akan ada kemungkinan besar kematian serius, jika (pemerintah) gagal menggunakan langkah-langkah yang lebih kuat untuk membalikkan krisis sebelum terlambat.”

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/14/212900170/korea-selatan-alami-hari-paling-mematikan-sepanjang-pandemi-covid-rumah

Terkini Lainnya

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke