MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang remaja Rusia mencoba meledakkan bahan peledak di sebuah sekolah Ortodoks dekat sebuah biara di luar Moskwa, melukai sejumlah orang.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan seorang pria berusia 18 tahun, lulusan sekolah di Serpukhov, mencoba meledakkan dirinya. Dia dilaporkan selamat.
Baca juga: Rusia Ancam Kerahkan Rudal Nuklir Jarak Menengah di Eropa, Ini Sebabnya
Kementerian mengatakan seorang anak berusia 15 tahun termasuk di antara yang terluka. Media lokal mengatakan sebanyak 12 orang terluka.
Rusia telah melihat peningkatan serangan terhadap sekolah oleh remaja dalam beberapa tahun terakhir.
Media lokal melaporkan bahwa remaja yang meledakkan bahan peledak itu selamat, tapi berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Dia belum disebutkan namanya, melansir BBC pada Senin (13/12/2021).
Kantor berita Rusia Interfax mengutip sebuah sumber yang mengatakan permusuhan remaja tersebut terhadap guru dan siswa di sekolah mungkin telah memotivasi serangan tersebut.
Sumber lain mengatakan kepada kantor berita Tass bahwa mantan siswa sekolah menengah itu merencanakan serangan selama doa pagi. Tetapi alat peledaknya meledak di pintu masuk biara.
Baca juga: Putin Sesalkan Keruntuhan Uni Soviet: Rusia yang Bersejarah Hilang
Jaksa di wilayah Moskwa telah membuka penyelidikan percobaan pembunuhan, tetapi motif serangan itu belum dikonfirmasi secara resmi.
Jaksa mengunggah video dari tempat kejadian, yang menunjukkan polisi dan ambulans di luar biara.
Gubernur wilayah Moskwa, Andrei Vorobyev, tidak merinci berapa banyak siswa yang terluka tetapi mengatakan tidak ada yang dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Dalam sebuah unggahan Telegram, dia mengatakan "semua petugas bereaksi tepat waktu" dan "dokter membantu anak-anak yang terluka".
Biara Vvedensky Vladychniy di Serpukhov didirikan pada 1360. Anak-anak berusia antara tujuh dan 16 tahun belajar di sekolah tersebut, sekitar 100 km (60 mil) selatan Moskwa.
Baca juga: Lewat Pertemuan G7, Inggris Dorong Persatuan Lawan Agresi Rusia
Gereja Ortodoks Rusia telah berjanji untuk membantu para korban. Gereja telah meningkat statusnya di bawah Presiden Vladimir Putin, seorang penganut Kristen Ortodoks yang taat.
Insiden di fasilitas keagamaan jarang terjadi di Rusia, tetapi negara itu telah melihat peningkatan serangan remaja di sekolah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada September, seorang mahasiswa membunuh enam orang dan melukai puluhan lainnya di sebuah kampus universitas di kota Ural, Perm.
Pada Mei, seorang anak berusia 19 tahun melepaskan tembakan di sekolah lamanya di pusat kota Kazan, menewaskan sembilan orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.