MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menyesalkan keruntuhan Uni Soviet yang terjadi 30 tahun lalu sebagai keruntuhan “Rusia yang bersejarah”.
Pernyataan Putin tersebut disiarkan oleh saluran televisi milik Pemerintah Rusia, RIA, pada Minggu (12/12/2021).
Pernyataanya kemungkinan akan semakin memicu spekulasi tentang niat kebijakan luar negeri Rusia di bawah komando Putin.
Baca juga: Saya Butuh Uang, Cerita Putin Jadi Sopir Taksi Setelah Uni Soviet Runtuh
Para kritikus kerap menuding Putin berencana menciptakan kembali Uni Soviet dan mempertimbangkan untuk menyerang Ukraina.
“Itu adalah disintegrasi Rusia yang bersejarah di bawah nama Uni Soviet,” kata Putin tentang keruntuhan blok komunis tersebut pada 1991.
"Kami berubah menjadi negara yang sama sekali berbeda. Dan apa yang telah dibangun selama 1.000 tahun sebagian besar hilang,” lanjut Putin.
Dia menambahkan, 25 juta orang Rusia di negara-negara yang baru merdeka setelah keruntuhan Uni Soviet tiba-tiba mendapati diri mereka “terputus” dari Rusia.
Baca juga: Biden kepada Putin: Jika Rusia Serang Ukraina, Tanggung Akibatnya
Menurutnya, hal tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang besar sebagaimana dilansir Reuters.
Untuk pertama kalinya, Putin mengungkapkan keadaannya di masa ekonomi yang sulit setelah runtuhnya Soviet, ketika Rusia mengalami inflasi yang sangat tinggi.
“Kadang-kadang (saya) harus bekerja sambilan dan menjadi sopir taksi. Tidak enak membicarakan ini, tetapi sayangnya, inilah yang terjadi,” tutur Putin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.