Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kecelakaan Fatal 27 Migran Tenggelam, Inggris dan Perancis Kerja Sama Cegah Penyeberangan Ilegal

Kompas.com - 25/11/2021, 20:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Inggris dan Perancis pada Kamis (25/11/2021) hendak bekerja sama mencegah penyeberangan ilegal, setelah 27 migran tewas tenggelam di lepas pantai utara Perancis saat berusaha menuju Inggris.

Insiden tersebut adalah kecelakaan paling mematikan sejak Selat Inggris pada 2018 menjadi hub bagi para migran dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia, yang semakin banyak menggunakan perahu kecil untuk menuju Inggris dari Perancis.

Presiden Perancis Emmanuel Macron, setelah bersumpah negaranya tidak akan membiarkan Selat menjadi "pemakaman", berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk meningkatkan upaya menggagalkan para penyelundup, yang dipersalahkan atas lonjakan penyeberangan.

Baca juga: 27 Migran Tewas Tenggelam Saat Coba Seberangi Selat Inggris, Perancis Salahkan London

Perdana Menteri Perancis Jean Castex juga mengadakan pertemuan krisis pada Kamis dengan para menteri untuk membahas langkah-langkah baru, kata kantornya yang dikutip AFP.

Sebanyak 17 pria, tujuh perempuan, dan tiga anak di bawah umur tewas ketika perahu karet mereka bocor lalu tenggelam pada Rabu (24/11/2021), menurut jaksa penuntut umum di Lille. Penyelidikan pembunuhan telah dibuka.

Bencana tersebut menimbulkan tantangan baru bagi kerja sama Perancis dan Inggris setelah Brexit.

Pernyataan awal dari belah pihak yang saling menyalahkan mengindikasikan tragedi itu tidak akan otomatis berbuah kerja sama.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin mengatakan, total lima tersangka penyelundup yang dituduh terkait langsung dengan penyeberangan itu telah ditangkap.

Tersangka kelima yang dicurigai membeli perahu karet untuk penyeberangan.

Darmanin mengatakan, hanya dua orang yang selamat yaitu satu orang Irak dan Somalia. Mereka sudah ditemukan dan sedang memulihkan diri dari hipotermia ekstrem. Nantinya mereka akan ditanyai.

Wali Kota Calais Natacha Bouchart mengungkapkan, seorang wanita hamil juga menjadi salah satu korban.

Baca juga: Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Dalam pembicaraan telepon, Boris Johnson dan Emmanuel Macron menyepakati urgensi meningkatkan upaya bersama untuk mencegah penyeberangan mematikan, dan sangat penting untuk membuka semua opsi dalam memecahkan model bisnis geng penyelundup, menurut keterangan Downing Street.

Namun Johnson mengatakan kepada media Inggris, London kesulitan membujuk beberapa mitranya, terutama Perancis, untuk melakukan hal-hal dengan cara yang sesuai dengan situasi.

Sementara itu, Istana Elysee mengatakan bahwa Macron berkata ke Johnson, Perancis dan Inggris memiliki tanggung jawab bersama.

Macron menambahkan, dia berharap Inggris bekerja sama sepenuhnya dan menahan diri dari mengeksploitasi situasi ini untuk tujuan politik.

Salah satu tanda ketegangan adalah, surat kabar dan tabloid-tabloid besar di Inggris semuanya memuat gambar halaman depan kendaraan polisi Perancis yang tampaknya diam ketika para migran memasuki perairan di utara Perancis.

Baca juga: Persiapan Piala Dunia 2022 Qatar Disorot Soal Kematian Sejumlah Migran di Konstruksi Venue

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com