Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 12/11/2021, 10:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Masuknya migran di perbatasan Polandia dan Belarus, yang juga perbatasan timur Uni Eropa, menyebabkan krisis yang meningkat.

Krisis migran di perbatasan Belarus dan Polandia ini dikhawatirkan juga akan berkembang di Eropa.

Dikutip dari AFP pada Rabu (10/11/2021), berikut adalah lima hal yang perlu diketahui tentang krisis migran di perbatasan Belarus-Polandia.

Baca juga: Perbatasan Polandia-Belarus Memanas akibat Arus Ribuan Migran

1. Bagaimana situasi di lapangan?

Beberapa ribu migran yang ingin masuk Uni Eropa terjebak di sepanjang perbatasan berhutan antara kedua negara, dengan sekitar 2.000 di antaranya berada di kamp darurat yang menghadap desa Kuznica di Polandia.

Ada perempuan dan anak kecil di antara mereka, terjebak di perbatasan dalam kondisi ekstrem dengan suhu di bawah nol derajat Celsius pada malam hari ketika musim dingin mendekat.

Menurut otoritas Polandia, kelompok migran ini melakukan beberapa upaya untuk memaksa masuk melalui perbatasan pada Selasa (9/11/2021) dan Rabu (10/11/2021).

Video yang diterbitkan oleh pihak Polandia menunjukkan beberapa migran menggunakan cabang pohon untuk merobohkan pagar kawat berduri, yang didirikan tentara Polandia di sepanjang perbatasan.

Sedikitnya sepuluh orang tewas dalam bentrokan beberapa pekan terakhir, menurut harian Polandia Gazeta Wyborcza. Sebanyak tujuh dari mereka tewas di sisi perbatasan Polandia.

2. Dari mana para migran itu berasal?

Sebagian besar migran yang menuju perbatasan timur Uni Eropa melarikan diri dari konflik atau kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika.

Mayoritas dari mereka adalah orang Kurdi dari Irak utara. Selama tiga bulan terakhir, 1.600 orang tiba di Belarus dengan visa turis dari Kurdistan Irak, menurut Asosiasi Pengungsi Kurdistan.

Seorang pria migran yang menggendong anak menangis di perbatasan dekat Narewka, Polandia, sekitar perbatasan Polandia-Belarus, Selasa (9/11/2021). Polandia dan negara-negara Uni Eropa (UE) menuduh Belarus mendorong para migran untuk secara ilegal melintasi perbatasan sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan UE kepada Minsk atas pelanggaran HAM.AFP/WOJTEK RADWANSKI Seorang pria migran yang menggendong anak menangis di perbatasan dekat Narewka, Polandia, sekitar perbatasan Polandia-Belarus, Selasa (9/11/2021). Polandia dan negara-negara Uni Eropa (UE) menuduh Belarus mendorong para migran untuk secara ilegal melintasi perbatasan sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan UE kepada Minsk atas pelanggaran HAM.
Beberapa juga berasal dari Suriah yang dilanda perang saudara sejak sepuluh tahun lalu.

Seorang perempuan Polandia yang tinggal di dekat perbatasan mengatakan kepada AFP, dia juga melihat migran dari Yaman, Pantai Gading, bahkan Kuba.

Baca juga: Situasi Terkait Migran Makin Panas, Presiden Belarus Hina Polandia dan Uni Eropa

3. Mengapa Uni Eropa menuduh Belarus?

Uni Eropa menuduh rezim Alexander Lukashenko sengaja membuat krisis migrasi sebagai tanggapan sanksi Barat atas tindakan brutalnya terhadap oposisi tahun lalu.

Lukashenko, yang memerintah Belarus sejak 1994, membantah klaim tersebut.

Akan tetapi pada akhir Mei, dia memperingatkan Uni Eropa bahwa Belarus tidak akan menghentikan obat-obatan terlarang dan migran menuju Eropa.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com