Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Janjikan China Tidak Akan Mencari Dominasi atas Asia Tenggara

Kompas.com - 23/11/2021, 00:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya tidak akan mencari dominasi atas Asia Tenggara karena gesekan masalah di Laut China Selatan meningkat.

China sering bersinggungan dengan Malaysia, Vietnam, Brunei, dan Filipina, terkait dengan klaim "Negara Tirai Bambu" atas hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.

Melansir Al Jazeera pada Senin(22/11/2021), China telah berulang kali berusaha mengatasi kekhawatiran tentang meningkatnya kekuatan dan pengaruhnya di Asia Tenggara.

Baca juga: Sungai Mekong Ikut Jadi Rebutan China dan Asia Tenggara, Ini Sebabnya

“China dengan tegas menentang hegemonisme dan politik kekuasaan," kata Xi Jinping di konferensi ASEAN pada Senin (22/11/2021).

Pemimpin otoriter China tersebut menyatakan "ingin mempertahankan hubungan persahabatan dengan tetangganya dan bersama-sama memelihara perdamaian abadi di kawasan itu".

"Dan sama sekali tidak akan mencari hegemoni atau bahkan menggertak kecil,” ucapnya.

Xi Jinping memberikan pernyataan tersebut beberapa hari setelah kapal penjaga pantai China memblokir dan menyemprotkan arus air yang kuat ke dua kapal Filipina yang membawa pasokan untuk pasukannya di kawasan Laut China Selatan yang disengketakan.

Baca juga: Kedubes Jepang di Malaysia Konfirmasi Peringatan Ancaman Teror di Asia Tenggara

Atas tindakan China yang tiba-tiba, terpaksa kapal Filipina mundur.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengutuk insiden di Laut China Selatan itu, yang dilakukan China.

“Kami membenci kejadian baru-baru ini di Ayungin Shoal dan memandang dengan keprihatinan serius perkembangan serupa lainnya," ujar Duterte dalam pertemuan itu.

"Ini tidak berbicara dengan baik tentang hubungan antara negara-negara kita dan kemitraan kita,” tandasnya yang menekankan kontrasnya praktik di lapangan dengan pernyataan pemimpin China itu.

Baca juga: Asia Tenggara Akan Bergejolak, AS Tak Boleh Konfrontasi Fisik dengan China

Laut perdamaian di Laut China Selatan

Duterte meminta otoritas China untuk menghormati Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

Di regulasi tersebut menetapkan hak maritim dan hak berdaulat atas zona maritim, bersama dengan putusan arbitrase Den Haag 2016, yang sebagian besar membatalkan klaim China di Laut China Selatan.

China telah menolak untuk mengakui keputusan itu.

“Kita harus sepenuhnya menggunakan perangkat hukum ini untuk memastikan bahwa Laut China Selatan tetap menjadi lautan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” kata Duterte.

Pada Senin (22/11/2021), Filipina mengerahkan kembali dua kapal pasokan untuk menyediakan makanan bagi marinir yang berbasis di Second Thomas Shoal di atas kapal perang era Perang Dunia II yang sengaja kandas di sana sejak 1999 dalam upaya untuk memperkuat klaimnya.

Baca juga: Berikut Kapasitas Kapal Selam di Kawasan Asia Tenggara

Kapal-kapal China telah mengepung dan menuntut Filipina untuk menarik kapal BRP Sierra Madre miliknya.

China telah berusaha untuk memperkuat kehadirannya di jalur air, rumah bagi rute pelayaran penting, stok ikan, dan deposit minyak dan gas bawah laut, dengan membangun landasan terbang dan fitur lainnya di pulau buatannya.

Angkatan laut, penjaga pantai, dan milisi maritim China yang kuat telah berusaha memblokir langkah-langkah negara-negara regional untuk mengeksploitasi sumber daya di dalam zona ekonomi eksklusif mereka masing-masing.

China sangat menentang operasi AS dan militer asing lainnya di daerah tersebut.

Baca juga: Jepang Peringatkan Warganya Ancaman Teror di Indonesia dan 5 Negara Asia Tenggara Lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com