Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Piala Dunia 2022 Qatar Disorot Soal Kematian Sejumlah Migran di Konstruksi Venue

Kompas.com - 22/11/2021, 11:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber NBC News

Kritik dari para pemain tim nasional sepak bola

Dunia sepak bola memperhatikan kampanye untuk kondisi yang lebih baik. Tim nasional Denmark mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam kegiatan promosi di Piala Dunia "untuk menandai perjuangan berkelanjutan untuk peningkatan hak asasi manusia di Qatar."

Alih-alih logo normal sponsor komersial, kaus pemain Denmark akan menampilkan apa yang dikatakan sebagai "pesan kritis".

Pada Maret, Norwegia dan Jerman sama-sama turun ke lapangan sebelum pertandingan, mengenakan kemeja yang dihiasi dengan slogan-slogan hak asasi manusia.

Jumlah pekerja migran yang meninggal saat bekerja di Qatar masih diperdebatkan. Pegiat hak asasi manusia mengakui bahwa tidak ada satu pun angka yang dapat diandalkan.

Statistik resmi Qatar menunjukkan bahwa 15.021 non-Qataris meninggal dari 2010 hingga 2019 di seluruh negeri, menghitung semua penyebab kematian.

Komite Tertinggi Qatar untuk Penyelenggara dan Transfer Piala Dunia 2022, yang dibentuk pemerintah pada 2011, mengatakan hanya ada 38 kematian sejak 2015 di antara para migran yang bekerja pada proyek turnamen resmi. Sebanyak 35 diantaranya digolongkan sebagai “tidak terkait pekerjaan”.

Baca juga: Amir Qatar Ingatkan Para Pemimpin Dunia tentang Pentingnya Melanjutkan Dialog Damai dengan Taliban

Badan pengatur sepak bola internasional, FIFA, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Piala Dunia telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kondisi tenaga kerja di seluruh Qatar, melalui Program Kesejahteraan Pekerja Komite Tertinggi.

"Kekuatan program ini telah diakui berulang kali oleh para ahli dan serikat pekerja selama bertahun-tahun. Seperti yang dinyatakan dalam laporan PBB baru-baru ini, ada 'perubahan yang mengesankan' dan 'reformasi menyeluruh' di dalam negeri," kata Alois Hug, juru bicara FIFA melansir NBC News pada Senin (22/11/2021).

Statistik Organisasi Buruh Internasional menunjukkan tingkat kematian kerja yang jauh lebih tinggi untuk negara lain: Armenia mencatat 13,6 kematian per 100.000 pekerja pada 2016; Mesir memiliki 10,6 per 100.000 pada 2018. Angka Qatar dari 2016 adalah 1,7.

“Komitmen kami terhadap kesejahteraan pekerja telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam standar akomodasi, peraturan kesehatan dan keselamatan, mekanisme pengaduan, penyediaan perawatan kesehatan, dan penggantian biaya perekrutan ilegal kepada pekerja,” kata Komite Tertinggi dalam sebuah pernyataan melalui email.

Menanggapi kritik, Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar mengatakan “tidak ada negara lain yang sejauh ini melakukan reformasi tenaga kerja dalam waktu sesingkat itu.”

“Pemerintah berkomitmen terlibat secara kolaboratif dan konstruktif dengan mitra dan kritikus internasional untuk lebih meningkatkan standar bagi semua pekerja migran di Qatar,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Menlu Qatar Bertemu PM Interim Afghanistan Era Taliban, Ini yang Dibahas

Reformasi baru-baru ini termasuk larangan bekerja di luar selama kondisi terpanas hari itu; upah minimum bulanan baru sebesar 1.000 riyal (Rp 3,7 juta), ditambah pembayaran untuk makanan dan akomodasi jika tidak termasuk dalam kontrak; dan pemeriksaan kesehatan tahunan.

Reformasi itu juga menghapus sistem “kafala”, yang sebelumnya mengatur bahwa para pekerja menyerahkan paspor mereka dan tidak dapat meninggalkan negara itu atau berganti pekerjaan tanpa izin dari majikan mereka.

Praktik itu masih umum di beberapa bagian Timur Tengah, yang digambarkan oleh kelompok-kelompok serikat pekerja sebagai bentuk perbudakan modern.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com