Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Beijing 2022 di Ambang Boikot Diplomatik AS

Kompas.com - 19/11/2021, 16:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (18/11/2021) diambang keputusan untuk boikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022.

"Ini adalah sesuatu yang kami pertimbangkan," kata Biden kepada wartawan di Ruang Oval setelah pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, seperti yang dilansir dari CNN pada Jumat (19/11/2021).

Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan kepada CNN pada Rabu (18/11/2021) bahwa Biden tidak berencana untuk hadir di Olimpiade Beijing mendatang pada Februari 2022.

Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa pemerintahan Biden di ambang keputusan untuk menerapkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing.

Baca juga: 100 Hari Jelang Olimpiade Beijing, China Mengaku Khawatir Covid-19 Jadi Tantangan Terbesar

Presiden belum menandatangani agar tidak ada pejabat pemerintah AS yang hadir dalam acara Olimpiade Beijing, pejabat senior administrasi memperingatkan pada Rabu (17/11/2021), tetapi diskusi mengenai masalah tersebut semuanya condong ke arah boikot diplomatik.

Topik Olimpiade Beijing 2022 dan kehadiran Biden di acara tidak muncul selama pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping selama 3,5 jam pada Senin (15/11/2021) malam waktu setempat.

Kedua pemimpin AS dan China itu terlibat dalam "debat yang sehat" tentang sejumlah masalah, menurut seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang hadir untuk diskusi tersebut.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada Kamis sore waktu setempat bahwa keputusan untuk mempertimbangkan boikot Olimpiade Beijing "tidak dikatakan apa-apa" tentang pertemuan Biden-Xi.

Baca juga: AS Akan Boikot Olimpiade Beijing, China Marah Tuding Itu Politisasi

"(Kami) telah mengatakan dari...awal pemerintahan ini, yang berkaitan dengan bagaimana kami berhubungan dengan China, bahwa kami melihatnya melalui prisma persaingan, bukan konflik," terang Psaki.

Psaki mengulangi keprihatinan serius pemerintah AS tentang pelanggaran hak asasi manusia China, menambahkan bahwa "tentu saja, ada berbagai faktor saat kami melihat seperti apa kehadiran kami."

Ketika didesak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang potensi boikot diplomatik AS terhadap Olimpiade Beijing 2022, dan apa artinya bagi para atlet, Psaki mengatakan dia tidak memiliki informasi terbaru tentang seperti apa kehadiran AS.

Anggota parlemen Demokrat dan Republik, termasuk Ketua DPR Nancy Pelosi, telah menganjurkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing sebagai protes atas pelanggaran hak asasi manusia China.

Beberapa Partai Republik bahkan menyarankan agar tidak ada atlet Amerika yang hadir, tetapi pejabat itu mengatakan boikot penuh terhadap Olimpiade Beijing 2022 tidak mungkin dilakukan saat ini.

Baca juga: AS Pertimbangkan Boikot Olimpiade Beijing

Psaki mengatakan Gedung Putih "berhubungan secara teratur di berbagai tingkatan dengan anggota Kongres tentang berbagai masalah, termasuk hubungan dengan China dan termasuk masalah seperti ini."

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutunya berada dalam "percakapan aktif" tentang bagaimana mendekati Olimpiade Musim Dingin mendatang di China.

Blinken telah ditanya juga terkait apakah menurutnya atlet Amerika harus berpartisipasi dalam Olimpiade Beijing 2022 pada Februari, karena dia mengatakan di masa lalu bahwa China terlibat dalam genosida, mengingat kebijakannya terhadap Muslim Uyghur di provinsi Xinjiang.

"Kami berbicara dengan...kepada sekutu, mitra, negara-negara di seluruh dunia tentang bagaimana mereka berpikir tentang pertandingan, bagaimana mereka berpikir tentang partisipasi," kata Blinken.

"Ini adalah percakapan yang aktif. Kami akan membahas pertandingan, tapi biarkan saya berhenti di situ untuk hari ini," pungkasnya menutup pembicaraan soala Olimpiade Beijing 2022.

Baca juga: Mantan Menlu AS Muncul Lagi, Kali Ini Serukan Boikot Olimpiade Beijing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com