Panel juga mengarahkan Delhi dan negara-negara lain untuk "mendorong" kantor swasta untuk membolehkan 50 persen karyawan mereka bekerja dari rumah selama periode tersebut demi mengurangi emisi kendaraan dan tingkat debu.
Bagaimanapun wartawan BBC News di Delhi, Geeta Pandey menyebut langkah-langkah ini "seperti meletakkan perban di lubang peluru".
"Mereka telah dicoba di masa lalu dan telah membuat banyak perubahan pada udara kota dalam jangka panjang," ujarnya.
Para pakar mengatakan bahwa untuk membersihkan udara diperlukan langkah-langkah drastis yang bukan prioritas bagi para pemimpin negara, imbuhnya, dan ada kemungkinan pada awal musim dingin tahun depan situasi yang sama akan terjadi lagi.
Masalah polusi di India tidak hanya terbatas pada Delhi.
Kota-kota di India secara rutin mendominasi peringkat polusi global, dan udara kotor membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun, menurut sebuah laporan oleh kelompok riset AS, Energy Policy Institute di University of Chicago (EPIC).
Laporan tersebut menambahkan bahwa warga di India utara menghirup "tingkat polusi yang 10 kali lebih buruk daripada yang ditemukan di wilayah lain di dunia" dan, seiring waktu, tingkat polusi tinggi ini telah menyebar ke bagian-bagian lain India.
Baca juga: Pemkot New Delhi Tolak Lockdown untuk Atasi Polusi Udara India yang Semakin Berbahaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.