Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari 50.000 Kasus, Ini 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 di Jerman

Kompas.com - 15/11/2021, 07:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com – Pada Kamis (4/11/2021), Jerman secara mengejutkan melaporkan 50.196 kasus Covid-19 baru.

Jumlah kasus harian tersebut merupakan yang tertinggi sejak pandemi dimulai.

Ini adalah pertama kalinya negara itu berjuang melawan gelombang besar meskipun mayoritas penduduknya sudah divaksinasi dua dosis.

Mengapa Covid-19 di Jerman kembali melonjak bahkan mencapai rekor tertinggi? Melansir DW, berikut lima penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jerman.

Baca juga: Austria Resmi Lockdown Warga yang Belum Divaksin Covid-19 Mulai Senin 15 November

1. Efek tidak divaksinasi

Sejauh ini, sekitar 67 persen penduduk Jerman telah diberi vaksin Covid-19 dosis penuh.

Tetapi, para ahli telah memperingatkan bahwa persentase tersebut tidak cukup tinggi untuk mengendalikan virus.

“Tingkat vaksinasi kami masih di bawah 75 persen dari populasi Jerman,” kata Presiden Masyarakat Jerman untuk Imunologi Christine Falk.

“Dikombinasikan dengan kurangnya pembatasan sosial, ini memungkinkan virus menyebar hampir secara eksklusif di antara yang tidak divaksinasi,” sambung Falk.

Menurut Robert Koch Institute, jumlah pasien Covid-19 dari kelompok usia 18 hingga 59 tahun yang tidak divaksinasi dan menjalani rawat inap saat ini sekitar empat kali lebih tinggi daripada yang divaksinasi.

Untuk pasien Covid-19 di atas 60 yang tidak divaksinasi dan menjalani rawat inap, perbandingannya enam kali lebih tinggi.

Baca juga: Covid-19 di Jerman Mengganas, Negara Bagian Minta Perluasan Kekuasaan Tangani Pandemi

2. Menurunnya kekebalan

Vaksin Covid-19 terbukti secara signifikan menurunkan risiko gejala berat dan kematian, namun tidak sepenuhnya melindungi terhadap infeksi.

Dengan melonjaknya jumlah kasus, risiko tertular Covid-19 bagi orang yang divaksinasi juga ikut meningkat.

“Jumlah yang meningkat juga meningkatkan tekanan pada orang yang divaksinasi, tetapi porsi infeksi sangat kecil,” kata Falk.

Orang yang memiliki risiko lebih tinggi adalah orang yang lebih tua dengan sistem kekebalan yang lebih lemah, terutama jika dosis vaksin kedua yang mereka terima telah berlangsung cukup lama.

Kini, Jerman tengah memberikan dosis booster kepada orang-orang yang divaksin dosis penuh lebih dari enam bulan yang lalu.

Baca juga: Rugi Rp 23 Triliun, AstraZeneca Mulai Jual Vaksin Covid-19 dengan Incar Keuntungan


3. Minimnya pembatasan sosial

Dibandingkan dengan awal 2021, Jerman memiliki langkah-langkah pembatasan sosial yang lebih longgar selama gelombang keempat ini.

Sekitar setahun lalu, pemerintah memperkenalkan aturan yang pada akhirnya berkembang menjadi lockdown ketat.

Dikombinasikan dengan peluncuran vaksin, langkah-langkah tersebut terbukti menurunkan kasus Covid-19 di Jerman pada musim semi.

Kini, orang-orang di Jerman menghadapi aturan yang tidak terlalu kaku seperti memakai masker hanya transportasi umum dan di toko-toko.

Selain itu, sebagian besar tempat akan mengizinkan mereka masuk jika mereka telah divaksinasi, telah pulih dari Covid-19, atau telah dites dengan hasil negatif.

Baca juga: Belanda Berlakukan Lockdown Lagi Saat 10 Negara Uni Eropa Dicatat Hadapi Situasi Covid-19 Sangat Mengkhawatirkan

4. Varian delta dan musim

Tahun ini, varian Delta telah menjadi varian dominan di Jerman dan sebagian besar dunia. Varian Delta dua kali lebih menular dibandingkan varian sebelumnya menurut CDC.

Varian Delta juga dapat menyebabkan orang yang tidak divaksinasi mengalami gejala yang lebih berat.

Faktor lain yang memicu gelombang keempat Jerman adalah bahwa musim dingin sudah dekat.

“Varian delta menyukai dingin. Kami menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan yang memudahkan penyebaran virus,” kata Falk.

Baca juga: Covid-19 Meningkat, Belanda Akan Terapkan Lockdown Parsial Pertama di Eropa Barat

5. Jerman bukan satu-satunya

Negara-negara Eropa lainnya seperti Austria, Belanda, dan Belgia juga mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Falk mengimbau masyarakat Jerman untuk lebih cerdas selama gelombang keempat ini dan secara konsisten memakai masker dan melakukan tes antigen segera setelah gejala muncul.

Tapi yang terpenting, dia mendorong yang masih belum atau enggan divaksinasi untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

“Jika kita tidak segera meningkatkan tingkat vaksinasi, akan sulit untuk mengendalikan situasi,” kata Falk.

Baca juga: China Kunci Pengunjung dalam Mal Besar di Ibu Kota Setelah Temukan Kasus Covid-19


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com