Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dukun" Kerusuhan Gedung Capitol Akan Dipenjara 4 Tahun

Kompas.com - 11/11/2021, 13:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - "Dukun" kerusuhan gedung Capitol yang terjadi pada 6 Januari, dituntut lebih dari empat tahun penjara atau tepatnya 51 bulan oleh jaksa Amerika Serikat (AS).

"Dukun" itu bernama Jacob Chansley, yang wajahnya dicat, telanjang dada, dan memakai tutup kepala bertanduk yang membuatnya menjadi ikon serangan di Capitol dalam upaya menghentikan pengesahan hasil pilpires AS.

Ia ditangkap beberapa hari setelah penyerbuan Gedung Capitol.

Baca juga: Terungkap, Trump Berusaha Halangi Kesaksian Kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol

Chansley, yang dikenal sebagai "dukun QAnon" yaitu situs teori konspirasi yang populer di sayap kanan, pada awal September mengaku bersalah di pengadilan federal di Washington atas pelanggaran hukum dan perilaku kekerasan.

Pengacaranya, mengutip penyesalan tulus kliennya, masalah psikologis, dan 317 hari dalam tahanan, memohon belas kasih pengadilan untuk menjatuhkan hukuman secara signifikan di bawah kisaran yang ditetapkan dalam pedoman federal.

Saat beraksi di penyerbuan Capitol Hiil, Chansley asal Phoenix, Arizona, membawa bendera AS diikat ke tombak dan menunjukkan banyak tato di tubuhnya.

Perusuh lainnya, Scott Fairlamb dari New Jersey, pada Rabu (10/11/2021) dijatuhi hukuman 41 bulan penjara atas perannya dalam serangan itu, dan karena menyerang seorang polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com