Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Departemen Kehakiman AS Mendakwa Perusuh Capitol untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 26/06/2021, 12:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Kehakiman AS akhirnya mendakwa perusuh Capitol untuk pertama kalinya.

Perusuh ini dicurigai bertanggung jawab pada serangan 6 Januari lalu di Gedung Capitol.

Si perusuh yang bernama Shane Jason Woods, dilansir The Hill, dituduh menyerang seorang perwira polisi Capitol dan seorang kru media dalam sebuah pengaduan pidana yang dirilis Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Laporan Setebal 128 Halaman Ungkap Fakta Terbaru Kerusuhan di Gedung Capitol

Dia menghadapi delapan dakwaan federal, termasuk penyerangan di yurisdiksi maritim dan teritorial khusus.

Juga tuduhan penyerangan terhadap petugas penegak hukum, serta perilaku tidak tertib dan mengganggu di gedung atau lahan terlarang.

Saat kejadian, Woods diduga berlari ke seorang petugas polisi Capitol yang baru saja tersemprot obat nyamuk kemudian tersandung. Woods lantas mendorongnya ke tanah.

Woods juga berlari ke juru kamera dan menjegalnya ke tanah di area media. Woods lalu pergi setelah kerusuhan pecah.

“Cara menyerang juru kamera sangat mirip dengan serangan terhadap polisi itu,” tulis pengaduan itu.

Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun

Sementara itu pihak kejaksaan mengaku sudah memproses banyak pengaduan dan melakukan penangkapan satu-persatu.

“Kami sekarang telah melewati ambang 500 penangkapan, termasuk penangkapan seorang terdakwa atas tuduhan menyerang petugas penegak hukum federal," kata Jaksa Agung Merrick Garland, Kamis (26/6/2021)

"Pagi ini, kami akhirnya mendakwa terdakwa pertama kami atas tuduhan penyerangan terhadap anggota media berita."

“Saya sangat bangga dengan upaya luar biasa dari penyidik dan jaksa untuk meminta pertanggungjawaban dari mereka yang terlibat dalam tindak pidana hari itu,” tambahnya.

Baca juga: Daftar Serangan Gedung Capitol AS Selama 50 Tahun Terakhir

Sejauh ini, pihak berwenang masih menyelidiki kerusuhan dengan kekerasan pada 6 Januari lalu.

Aksi ini berusaha menghentikan kongres untuk mengesahkan suara elektoral bagi presiden terpilih AS Joe Biden. Ini menyusul kekalahan Donald Trump untuk maju kembali sebagai presiden AS.

Kerusuhan itu menyebabkan banyak orang tewas serta kerusakan signifikan di Capitol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Hill
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com