Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak Kutuk "Teroris Pengecut" Serangan Drone yang Targetkan PM

Kompas.com - 08/11/2021, 15:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

BAGHDAD, KOMPAS.com - Irak menyebut serangan drone yang menargetkan rumah Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi pada Minggu (7/10/2021) adalah tindakan teroris yang pengecut.

Al-Kadhimi muncul dalam rekaman video yang diterbitkan oleh kantornya pada Minggu, memimpin pertemuan dengan komandan keamanan tinggi untuk membahas serangan drone yang telah menargetkan rumahnya.

"Serangan teroris pengecut yang menargetkan rumah perdana menteri tadi malam dengan tujuan membunuhnya, adalah penargetan serius negara Irak oleh kelompok-kelompok bersenjata kriminal," kata kantor PM dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Minggu (7/10/2021).

Baca juga: PM Irak Nyaris Dibunuh Drone, AS Kecam Itu Tindakan Terorisme

Sumber keamanan Irak mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan pesawt tak berawak itu mengakibatkan 6 anggota pasukan perlindungan PM terluka.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan mengatakan kepada televisi pemeirntah Al-Iraqiya bahwa aa 3 drone yang berhasil dilumpuhkan oleh pasukan keamanan negara Irak.

Drone ketiga telah meluncurkan serangan mengenai kediaman Mustafa Al-Kadhimi di Zona Hijau Baghdad.

Zona Hijau Baghdad adalah lokasi berdirinya gedung-gedung pemerintahan dalam dan luar negeri.

Sejauh ini belum ada kelompok milisi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan drone yang menargetkan kediaman PM Irak pada Minggu (7/10/2021).

Al-Kadhimi telah mencurigai kelompok yang bertanggung jawab dengan mengatakan bahwa dalang upaya pembunuhannya sudah dikenal luas dan akan diungkap segera.

Baca juga: PM Irak Jadi Target Upaya Pembunuhan, Rumahnya Diserang Drone

"Kami akan mengejar mereka yang melakukan kejahatan kemarin. Kami mengenal mereka dengan baik dan kami akan mengekspos mereka,” kata PM Irak tersebut, menurut sebuah pernyataan dari kantornya.

Mustafa Al-Kadhimi sebelumnya telah meminta publik untuk "tenang dan menahan diri" dalam sebuah unggahan di Twitter.

Presiden Irak Barham Salih mengatakan serangan drone itu sebuah "agresi teroris" dan "kejahatan keji" terhadap Irak.

“Ini membutuhkan persatuan melawan pelaku kejahatan yang menargetkan keamanan negara ini dan keselamatan rakyatnya,” kata Salih di Twitter.

Serangan drone yang menargetkan rumah PM Irak terjadi beberapa pekan saja setelah pemilu yang disengketakan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran.

Dua hari sebelumnya juga telah terjadi protes mematikan oleh pendukung kelompok bersenjata di ibu kota Irak karena hasil pemilu yang diadakan pada 10 Oktober.

Baca juga: Otak Serangan Bom Bunuh Diri Paling Mematikan Baghdad 2016 Ditangkap Irak

Kelompok-kelompok yang memimpin protes adalah milisi bersenjata lengkap yang didukung Iran, yang kehilangan banyak kekuasaan parlementer mereka dalam pemilihan.

Mereka menuduh ada kecurangan dalam pemungutan suara dan penghitungan suara.

Polisi menanggapi dengan gas air mata dan tembakan langsung, menewaskan sedikitnya satu demonstran.

Beberapa pemimpin faksi milisi yang paling kuat secara terbuka menyalahkan Al-Kadhimi atas bentrokan Jumat (5/10/2021) dan kematian pengunjuk rasa saat itu.

“Darah para martir akan membuat Anda bertanggung jawab,” kata Qais Al-Khazali, pemimpin milisi Asaib Ahl Al-Haq, berbicara di pemakaman yang diadakan untuk pengunjuk rasa.

“Para pengunjuk rasa hanya memiliki satu tuntutan terhadap kecurangan dalam pemilihan. Menjawab seperti ini (dengan tembakan langsung) berarti Anda yang pertama bertanggung jawab atas penipuan ini,” katanya.

Baca juga: Irak Klaim Tangkap Sami Jasim Al-Jaburi, Kepala Keuangan ISIS


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com