Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Verifikasi Dugaan Staf KJRI Los Angeles Aniaya ART yang Disorot Media AS

Kompas.com - 17/10/2021, 09:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Indonesia tengah memverifikasi dugaan staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles menganiaya asisten rumah tangganya.

Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenlu Indonesia pada Senin (11/10/2021) telah memanggil Cecilia Rusdiharini, staf KJRI Los Angeles yang diduga melakukan kekerasan terhadap Sri Yatun yang bekerja dengannya pada 15 tahun silam.

Di waktu bersamaan, KJRI Los Angeles juga menjalin kontak dengan Sri Yatun.

Baca juga: Siksa dan Bunuh ART Secara Tidak Manusiawi, Wanita Singapura Dipenjara 30 Tahun

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa bahwa pihak Kemenlu sedang mendengarkan keterangan dari yang bersangkutan langsung.

Kabar adanya kekerasan terhadap asisten rumah tangga yang dilakukan oleh staf KJRI Los Angeles beredar setelah media Amerika Serikat (AS), The Washington Post, merilis hasil investigasi terhadap Sri Yatun.

"Dari perkembangan kasus ini ada hal-hal yang perlu kami mintai klarifikasi dari orang yang bersangkutan, karena peristiwanya juga sudah terjadi 15 tahun yang lalu," kata Faizasyah kepada Kompas.com pada Sabtu (16/10/2021).

Faizasyah menerangkan bahwa tindak lanjut dari kabar kekerasan terhadap ART yang dilakukan staf KJRI Los Angeles saat ini adalah untuk mendapatkan keterangan yang diverifikasi dari dua orang yang bersangkutan.

Baca juga: RI Minta Maaf atas Dugaan Kekerasan Diplomat, Nigeria Tuntut Sanksi

"Bisa dibayangkan akan ada dua versi keterangan, dari yang sudah dituliskan oleh The Washington Post dan yang kami dapatkan dari pemanggilan yang bersangkutan oleh Itjen," ucapnya.

Namun saat ini ia mengatakan, "Belum ada kabar lagi dari KJRI Los Angeles."

Tindakan selanjutnya Kemenlu akan berdasar pada hasil verifikasi keterangan baik dari Sri Yatun sebagai ART yang dikabarkan mendapatkan tindak kekerasan, dan Cecilia Rusdiharini sebagai yang tertuduh melakukan kekerasan selama periode 2004-2007.

Pada Rabu (6/10/2021), The Washington Post merilis artikel investigasi mengenai pengalaman kekerasan yang dialami Sri Yatun selama menjadi ART Cecilia.

Sri pertama kali tiba di AS pada 2004 setelah diiming-imingi gaji besar oleh Cecilia, 400 dollar AS (Rp 5,6 juta) seminggu untuk 40 jam kerja, 13 dollar AS (Rp 183.300) per jam untuk lembur.

Baca juga: Sarjana Universitas Top China Menjadi ART karena Susah Cari Kerja, Netizen Heboh

Sri Yatun tiba di AS

Namun setibanya di AS, Sri harus bekerja pagi, siang, malam, tanpa hari libur, yang kadang-kadang hanya dibayar 50-100 dollar AS (Rp 705.000 - Rp 1,4 juta) per bulan.

Ditambah, ia mendapatkan kekerasan dari majikannya, Cecilia dan suaminya, Tigor Situmorang.

Sri mengatakan bahwa Tigor adalah pria yang temperamental, sering melecehkannya secara verbal. Bahkan pernah memukul kepalanya, menurut laporan media AS tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com