Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarjana Universitas Top China Menjadi ART karena Susah Cari Kerja, Netizen Heboh

Kompas.com - 30/05/2021, 17:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - Seorang gadis lulusan universitas ternama China bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan menghebohkan media sosial "Negeri Panda".

Hal itu terungkap setelah penyedia jasa Asisten Rumah Tangga (ART) kelas atas, Your Trust Home Service, merilis resume lulusan universitas yang fotonya diblur, tetapi terlihat jelas biodatanya.

Penyedia jasa ART yang berbasis di Shanghai itu merilis data gadis tersebut secara online pada Rabu (26/5/2021).

Baca juga: Warga Heboh Ada Makhluk Aneh di Pohon sampai Telepon Polisi, Ternyata...

Gadis 29 tahun yang menjadi ART itu adalah alumnus Universitas Tsinghua yang terkenal di China, dan peringkat 15 terbaik dunia menurut QS World University Rankings 2020.

Ia bergelar sarjana, tetapi tidak disebutkan jurusan atau program studi apa yang dia tempuh.

Di portofolionya dia menyebut fasih berbahasa Mandarin dan Inggris, serta pandai memasak makanan favorit keluarga di Shanghai lalu provinsi sekitar Jiangsu dan Zhejiang.

Dia menginginkan gaji 35.000 yuan (Rp 78,6) juta per bulan menurut resume-nya.

Seorang manajer dari Your Trust Home Service menyebut gadis itu akan dipekerjakan oleh seorang klien.

"Orang-orang berpendidikan tinggi seperti dia jarang, tetapi bukan satu-satunya. Kami juga ada pengasuh dengan gelar master, termasuk mereka yang lulus dari universitas terkemuka di luar negeri," terangnya kepada The Paper.

Melansir Korea Times pada Sabtu (29/5/2021), ini adalah pertanda persaingan pasar kerja yang semakin ketat di China.

Banyak netizen China terkejut saat mengetahui lulusan universitas top bekerja sebagai ART.

"Tolong ingat universitas paling bergengsi, seperti Tsinghua dan Universitas Peking, mengajari orang-orang berbakat yang seharusnya memperbaiki atau mengubah bangsa kita, dan membawa manfaat bagi kita semua."

"Bukankah bekerja sebagai pelayan keluarga menyia-nyiakan bakat seperti itu?" tulis seorang netizen yang dikutip South China Morning Post.

"Fakta bahwa seorang lulusan Tsinghua akhirnya bekerja sebagai pelayan keluarga adalah hasil dari persaingan yang ketat di pasar kerja," komentar netizen lainnya.

Baca juga: Pantai Miami Heboh, Ribuan Orang Pesta Langgar Prokes, Digerebek Tim SWAT

Kemudian permintaan gaji yang tinggi untuk ukuran ART juga memicu perdebatan di media sosial China.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com