Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Myanmar Sekarang: Warga Miskin Tunggu Bantuan Makanan dan Ekonomi Terjun Bebas

Kompas.com - 06/10/2021, 16:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Myanmar sekarang: tidak ada aturan yang jelas

Bank-bank swasta Myanmar sekarang membatasi jumlah uang yang dapat diambil.

Bank CB di wilayah Delta Irrawaddy, misalnya, mengizinkan para pelanggan untuk menarik hanya 500 ribu Kyat (Rp 586.000) dalam dua pekan.

"Bisnis kecil-kecilan sangat terpukul karena batasan ini," jelas Tun Tun, manajer cabang bank swasta yang dia namanya tidak disebutkan.

"Mereka tidak memiliki daftar perusahaan sehingga mereka tidak berhak menarik jumlah yang lebih besar yang sepuluh kali lebih banyak untuk individu," katanya kepada BBC.

"Sangat sedikit orang yang menabung sekarang. Anda dapat menghitung jumlah penabung dalam seminggu dengan jari di satu tangan. Di sisi lain, ribuan pemegang rekening menarik uang setiap hari."

Pengiriman uang di Myanmar sekarang juga tergantung pada ketersediaan uang tunai di kantor cabang penerima.

"Kami harus menelepon cabang lain untuk memeriksa apakah mereka memiliki cukup uang untuk membayar transfer", kata Tun Tun.

Baca juga: Junta Myanmar Adili Aung San Suu Kyi atas Kasus Korupsi Mulai 1 Oktober

Myanmar sekarang: ekonomi terjun bebas

Mata uang Kyat Myanmar telah melemah terhadap dolar AS lebih dari 20 persen sejak kudeta pada Februari.

Kehadiran masyarakat Yangon dikonter pertukaran uang asing dilaporkan melemah lebih dari 40 persen.

Masyarakat Myanmar sekarang lebih suka menyimpan uang mereka dalam dolar atau membeli emas. Harga emas mencatat rekor baru setiap bulan sejak Februari.

Myanmar sekarang: investasi pisang

Jenderal Min Aung Hlaing, telah berulang kali berbicara tentang niatnya untuk meningkatkan ekonomi.

Salah satu ide besarnya adalah mendorong masyarakat Myanmar sekarang untuk menanam pisang.

Dalam sidang dewan militer pada Juni, sang jenderal mendorong warganya agar menanam pisang Bluggoe perak dengan tujuan diekspor.

Pemimpin militer sebelumnya, Jenderal Than Shwe, juga mencoba proyek serupa supaya warga menanam jarak untuk menghasilkan minyak jarak. Namun, rencana itu berakhir dengan kegagalan.

Dibandingkan itu, menggenjot perkebunan pisang di Myanmar sekarang terdengar lebih realistis. Investor China telah berinvestasi di perkebunan pisang di Negara Bagian Kachin selama bertahun-tahun.

Namun, tidak mungkin memberi makan jutaan orang yang kesulitan untuk mendapatkan jatah makan berikutnya.

Sejak Mei, program Pangan Dunia (World Food Program) telah menyediakan makanan bagi 800.000 orang yang hidup rentan di pinggiran Yangon.

Namun badan tersebut mengatakan membutuhkan setidaknya 86 juta dollar AS (Rp 1,2 triliun lebih) untuk memberikan bantuan makanan selama enam bulan kepada 3,3 juta orang Myanmar sekarang yang membutuhkannya.

Baca juga: Awal Mula Kerusuhan Myanmar: Dipicu Kudeta, Militer Berkuasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com