Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembantaian My Lai, Salah Satu Kebrutalan Pasukan AS dalam Perang Vietnam

Kompas.com - 02/10/2021, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – My Lai di Provinsi Quang Ngai menjadi saksi bisu salah satu kebrutalan pasukan Amerika Serikat (AS) terhadap warga sipil tak berdosa selama Perang Vietnam.

Pada 16 Maret 1968, sepasukan tentara AS membantai sebagian besar warga sipil tak bersenjata di dusun My Lai, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua.

Melansir History, lebih dari 500 orang menjadi korban kebrutalan pasukan AS dalam pembantaian My Lai.

Baca juga: Kisah Misteri Makam Prajurit Tak Dikenal, Satu dari Ribuan yang Dikubur Tanpa Nama

Bahkan, beberapa gadis-gadis muda maupun wanita desa diperkosa sebelum dibunuh dan dimutilasi.

Mulanya, satu peleton pasukan AS dari Kompi Charlie menerima kabar bahwa gerilyawan Viet Cong berlindung di Desa Son My di Provinsi Quang Ngai.

Peleton tersebut lantas memasuki salah satu dari empat dusun di Desa Son My, yakni My Lai, untuk mencari gerilyawan Viet Cong pada 16 Maret 1968.

Alih-alih menemukan para gerilyawan, mereka justru menemukan penduduk desa yang tidak bersenjata, kebanyakan dari mereka adalah wanita, anak-anak, dan pria tua.

Baca juga: Rasanya Hidup di Negara Gagal, Cerita dari Warga Lebanon

Sebelum menyisir My Lai, para tentara AS tersebut rupanya sudah diberitahu bahwa semua orang yang dapat ditemukan di My Lai dapat dianggap sebagai Viet Cong atau simpatisan Viet Cong aktif.

Mereka juga diperintahkan untuk menghancurkan desa. Walhasil, para tentara ini bertindak dengan kebrutalan yang luar biasa ketika tiba di My Lai.

Mereka memperkosa dan menyiksa penduduk desa sebelum membunuh mereka.

Para tentara ini AS menyeret puluhan orang, termasuk anak kecil dan bayi, ke dalam parit lantas mengeksekusi mereka dengan senjata otomatis.

Baca juga: Kisah Tragis Sultan Terakhir Zanzibar, 56 Tahun Jadi Rakyat Jelata di Inggris

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com