Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Beli, Papua Nugini Jual 40 Maserati dengan Diskon Rp 400 Juta

Kompas.com - 02/10/2021, 12:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Pemerintah Papua Nugini mengakui salah besar membeli 40 unit mobil mewah Maserati Quattroporte saat menggelar KTT APEC 2018.

Dilaporkan Post Courier pada Jumat (1/10/2021), Menteri Keuangan Papua Nugini John Pundari mengatakan, armada Maserati itu akan dijual dengan harga 400.000 kina (Rp 1,6 miliar).

Harga itu turun 100.000 kina (Rp 400 juta), karena masing-masing unit dibeli dengan harga 500.000 kina (Rp 2 miliar) atas perintah mantan perdana menteri Peter O'Neill, dengan menghabiskan total dana 20 juta kina (Rp 81,3 miliar).

Baca juga: Misteri Sopir-sopir Mobil Mewah AS Ditembak Mati, Setelah Maserati Kini BMW

“Kalau kami melihat ke depan, Maserati tidak akan dibeli sejak awal. Kami membuat kesalahan yang mengerikan. Jika Anda tidak memiliki diler Maserati di PNG (Papua Nugini), tidak ada alasan untuk membeli Maserati,” katanya dikutip Kompas.com dari The Guardian.

Mobil-mobil Maserati yang dibeli melalui diler di Sri Lanka itu diterbangkan dengan jet jumbo sewaan, sehingga memicu kontroversi besar selama berminggu-minggu menjelang KTT APEC 2018.

Puluhan kendaraan mewah tersebut dibeli untuk ditumpangi para pemimpin dunia yang menghadiri KTT APEC 2018, tetapi karena diliputi kontroversi, beberapa yang hadir seperti Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menolak menaikinya.

Untuk meredam kemarahan publik, Menteri APEC saat itu, Justin Tkatchenko, berjanji kepada Papua Nugini bahwa mobil-mobil Maserati tersebut akan “dijual seperti kue hangat”. Akan tetapi, tiga tahun kemudian hanya dua yang terjual.

“Pembelian itu menunjukkan kurangnya pandangan ke depan dan mengecewakan, jelas menyia-nyiakan dana publik, di negara berkembang, di mana barang-barang publik dasar, dari akses jalan hingga layanan kesehatan, secara luas tidak tersedia atau sangat di bawah standar,” kata Paul Barker, direktur eksekutif untuk Institut Urusan Nasional PNG.

Baca juga: Fakta Menarik Papua Nugini, Budaya Beragam, Kaya Sumber Daya Alam

Barker adalah kritikus vokal pembelian Maserati, dan ragu pemerintah akan menemukan pasar untuk mobil-mobil tersebut setelah APEC berakhir.

Ia mengatakan, Maserati tidak cocok untuk kondisi jalan lokal Papua Nugini, dan tidak ada bengkel resmi di dalam negeri untuk melakukan servis.

Pada 2019, James Marape, yang kala itu menjabat menteri keuangan dan sekarang adalah Perdana Menteri Papua Nugini, mengajak pers lokal ke gudang Port Moresby.

Di gudang penyimpanan Maserati itu, ia memperlihatkan tidak ada mobil yang hilang atau dicuri dan masih dalam kondisi prima.

Baca juga: Sejarah Maserati yang Pernah Produksi Sepeda Motor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com