Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Sindrom Havana Terasa Makin Parah, Petugas Intelijen AS Dievakuasi dari Serbia

Kompas.com - 29/09/2021, 22:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - CIA mengevakuasi seorang perwira intelijen dari Serbia yang menderita gejala terkait dengan “Sindrom Havana”, ketika semakin banyak kasus serangan neurologis misterius ini mempengaruhi mata-mata dan diplomat Amerika Serikat (AS).

Insiden di Balkan ini belum pernah dilaporkan sebelumnya. Namun dalam beberapa pekan terakhir gangguan serangan semakin meningkay, menurut laporan The Wall Street Journal.

Baca juga: Penyakit Misterius Bernama Sindrom Havana Menyerang 100 Anggota CIA dan Keluarganya

Sekitar seminggu yang lalu, seorang agen CIA jatuh sakit dengan dugaan sindrom Havana. Ketika itu, dia dalam perjalanan kerja ke India dengan direktur CIA William Burns. Agen lain mengalami gejala yang sama sekitar sebulan yang lalu di Vietnam.

Semua petugas tak dikenal melaporkan gejala yang sama terkait dengan sindrom yang tidak dapat dijelaskan.

Gangguannya meliputi sakit kepala, nyeri, mual atau vertigo yang disebabkan oleh suara, tekanan atau panas.

Ada 200 kasus yang dilaporkan dari penyakit yang belum dapat dijelaskan ini. Kasus pertama kasus ini dilaporkan pada 2016 di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba.

Kira-kira setengah dari kasus melibatkan petugas CIA atau kerabat mereka. Hampir 60 terkait dengan pekerja atau kerabat Departemen Pertahanan, dan sekitar 50 melibatkan personel Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: Rusia Diterjang Gelombang Keempat Covid-19, Kematian Harian Catat Angka Tertinggi

Pada Agustus, penyakit itu dilaporkan mempengaruhi personel AS yang ditempatkan di setiap benua kecuali Antartika, termasuk seorang bayi dalam satu kasus.

Kondisi seputar insiden sedang diselidiki, termasuk jika agen di India menjadi sasaran karena kedekatannya dengan Burns.

“Dalam 60 hingga 90 hari terakhir, ada sejumlah kasus lain yang dilaporkan” di tanah AS dan secara global, Dr James Giordano, profesor neurologi Universitas Georgetown yang menjadi penasihat pemerintah AS tentang masalah ini, mengatakan kepada The Wall Street Jurnal.

“Mereka dilihat sebagai laporan yang valid dengan indikator kesehatan yang diverifikasi.”

Apa yang menyebabkan Sindrom Havana tetap menjadi misteri.

Beberapa berteori bahwa gejala tersebut disebabkan secara tidak sengaja oleh peralatan pengawasan. Sementara yang lain percaya insiden disebabkan oleh senjata sonik misterius.

Dr Giordano mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa penyebabnya bisa berupa perangkat ultrasonik atau akustik; microwave yang berdenyut cepat; atau sistem berbasis laser.

Menurutnya, sasaran serangan tidak jelas tetapi mungkin melibatkan sistem pengawasan elektronik dengan efek samping yang tidak biasa, atau bentuk berbeda dari instrumen pengganggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com