Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Sindrom Havana Terasa Makin Parah, Petugas Intelijen AS Dievakuasi dari Serbia

Kompas.com - 29/09/2021, 22:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

“Itu cara yang halus untuk mengatakan ini adalah senjata,” katanya melansir Daily Mail.

Baca juga: MK-Ultra: Proyek Rahasia CIA dalam Pengendali Pikiran Selama Perang Dingin

Pada Rabu (15/9/2021), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeluarkan memo kepada karyawan Departemen Pertahanan. Isinya meminta mereka melaporkan gejala apa pun yang disebut Sindrom Havana, dalam upaya untuk mengetahui penyebab penyakit misterius itu.

Austin menyarankan personel yang meyakini menderita Sindrom Havana untuk: “Segera pindahkan diri Anda, rekan kerja, dan/atau anggota keluarga dari area tersebut, dan laporkan insiden tersebut,” menurut memo tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times.

Permintaan itu muncul di tengah peningkatan penyelidikan oleh pemerintah AS tentang penyebab penyakit itu, dan untuk menemukan siapa atau apa yang mungkin bertanggung jawab.

“Ada masalah intelijen klasik, dan kami mendekatinya dengan teknik yang sama,” ujar David S Cohen, wakil direktur CIA mengatakan pada KTT Intelijen dan Keamanan Nasional tahunan pada September menurut The New York Times.

“Ini adalah masalah serius. Ini nyata, itu memengaruhi petugas kami, itu memengaruhi orang lain di sekitar komunitas mereka dan di pemerintahan.”

Baca juga: UNIK GLOBAL: Kabel USB Tersangkut di Alat Kelamin | Kisah Hisashi Ouchi yang Hidup Tersiksa dengan Radiasi Besar

Keterlibatan Rusia

Pada Agustus, perjalanan Wakil Presiden Kamala Harris ke Vietnam tertunda lebih dari tiga jam karena 'insiden kesehatan yang tidak wajar di Hanoi,' yang secara resmi disebut oleh pemerintah AS sebagai kasus dugaan sindrom Havana.

Pada Mei muncul laporan bahwa beberapa pejabat AS mencurigai badan intelijen asing terkenal Rusia - GRU - bisa menjadi pelakunya.

Seorang perwira militer AS, yang berbasis di negara dengan kehadiran besar Rusia, juga mengatakan kepalanya terasa seperti akan meledak dalam satu insiden ketika berada di dekat kendaraan GRU.

Politico melaporkan bahwa penyelidik pemerintah sedang memeriksa dugaan serangan terhadap personel AS di Miami tahun lalu.

Baca juga: Perancis Sengaja Tutup-tutupi Radiasi akibat Uji Coba Nuklir di Pasifik

Sebelumnya pada Juli, mantan perwira CIA dan veteran Irak dan Afghanistan Marc Polymeropolous mengeklaim diserang oleh salah satu serangan, saat singgah di kamar hotel di Moskwa pada 2017.

Dia menyalahkan insiden itu telah menghancurkan karirnya, karena membuatnya menderita sakit kepala yang terus menerus.

Pada Oktober 2020, sebuah cerita muncul tentang diplomat Mark Lenzi, 45, yang ditempatkan di Guangzhou, China, pada 2017, ketika ia mengalami gejala yang tidak dapat dijelaskan, termasuk sakit kepala, kehilangan ingatan, dan sulit tidur.

Tetangganya Catherine Werner juga jatuh sakit dan sesama pejabat AS Robyn Garfield dievakuasi dari Shanghai bersama keluarganya pada Juni 2018.

Insiden di China menimbulkan keraguan pada teori bahwa Rusia berada di balik serangan itu, karena itu adalah negara di mana intelijen Rusia akan kesulitan beroperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com