“Itu cara yang halus untuk mengatakan ini adalah senjata,” katanya melansir Daily Mail.
Baca juga: MK-Ultra: Proyek Rahasia CIA dalam Pengendali Pikiran Selama Perang Dingin
Pada Rabu (15/9/2021), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeluarkan memo kepada karyawan Departemen Pertahanan. Isinya meminta mereka melaporkan gejala apa pun yang disebut Sindrom Havana, dalam upaya untuk mengetahui penyebab penyakit misterius itu.
Austin menyarankan personel yang meyakini menderita Sindrom Havana untuk: “Segera pindahkan diri Anda, rekan kerja, dan/atau anggota keluarga dari area tersebut, dan laporkan insiden tersebut,” menurut memo tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times.
Permintaan itu muncul di tengah peningkatan penyelidikan oleh pemerintah AS tentang penyebab penyakit itu, dan untuk menemukan siapa atau apa yang mungkin bertanggung jawab.
“Ada masalah intelijen klasik, dan kami mendekatinya dengan teknik yang sama,” ujar David S Cohen, wakil direktur CIA mengatakan pada KTT Intelijen dan Keamanan Nasional tahunan pada September menurut The New York Times.
“Ini adalah masalah serius. Ini nyata, itu memengaruhi petugas kami, itu memengaruhi orang lain di sekitar komunitas mereka dan di pemerintahan.”
Pada Agustus, perjalanan Wakil Presiden Kamala Harris ke Vietnam tertunda lebih dari tiga jam karena 'insiden kesehatan yang tidak wajar di Hanoi,' yang secara resmi disebut oleh pemerintah AS sebagai kasus dugaan sindrom Havana.
Pada Mei muncul laporan bahwa beberapa pejabat AS mencurigai badan intelijen asing terkenal Rusia - GRU - bisa menjadi pelakunya.
Seorang perwira militer AS, yang berbasis di negara dengan kehadiran besar Rusia, juga mengatakan kepalanya terasa seperti akan meledak dalam satu insiden ketika berada di dekat kendaraan GRU.
Politico melaporkan bahwa penyelidik pemerintah sedang memeriksa dugaan serangan terhadap personel AS di Miami tahun lalu.
Baca juga: Perancis Sengaja Tutup-tutupi Radiasi akibat Uji Coba Nuklir di Pasifik
Sebelumnya pada Juli, mantan perwira CIA dan veteran Irak dan Afghanistan Marc Polymeropolous mengeklaim diserang oleh salah satu serangan, saat singgah di kamar hotel di Moskwa pada 2017.
Dia menyalahkan insiden itu telah menghancurkan karirnya, karena membuatnya menderita sakit kepala yang terus menerus.
Pada Oktober 2020, sebuah cerita muncul tentang diplomat Mark Lenzi, 45, yang ditempatkan di Guangzhou, China, pada 2017, ketika ia mengalami gejala yang tidak dapat dijelaskan, termasuk sakit kepala, kehilangan ingatan, dan sulit tidur.
Tetangganya Catherine Werner juga jatuh sakit dan sesama pejabat AS Robyn Garfield dievakuasi dari Shanghai bersama keluarganya pada Juni 2018.
Insiden di China menimbulkan keraguan pada teori bahwa Rusia berada di balik serangan itu, karena itu adalah negara di mana intelijen Rusia akan kesulitan beroperasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.