KOMPAS.com - Presiden Irlandia Guoni Thorlacius Johannesson, atau akrab disapa Guoni, lahir 26 Juni 1968.
Guoni, sebelum menjadi presiden terpilih Islandia, dikenal sebagai seorang sejarawan dan dosen di Universitas Islandia.
Dikutip dari Wikipedia, Guoni adalah anak dari guru dan wartawan Margrelet Thorlacius dan instruktur olahraga Johannes Saemundsson.
Baca juga: Jalan-jalan Gratis ke Islandia Sambil Berburu Aurora Borealis
Adik Guoni, Patrekur Johannesson, adalah pemain tim nasional bola tangan Islandia.
Semasa mudanya, Guoninpernah menjadi pemain bola tangan di Islandia dan Britania Raya.
Guoni lulus dari Menntaskolinn i Reykjavik pada tahun 1987 dan memperoleh gelar sarjana sejarah dan ilmu politik dari Universitas Warwick, Inggris pada 1991.
Dia juga meraih gelar Master Ilmu Seni dari Universitas Islandia pada tahun 1997.
Pada tahun 1999, ia menyelesaikan gelar pendidikan MSt dari University of Oxford. Berlanjut pada 2003, saat ia menyelesaikan gelar PhD dari Queen Mary, University of London.
Baca juga: Islandia, Negara Tanpa Nyamuk
Guoni sempat bekerja sebagai dosen di Universitas Islandia, Bifrost University dan University of London.
Dia juga bekerja sebagai seorang dosen senior ilmu sejarah di Universitas Islandia. Bidang penelitiannya adalah sejarah Islandia modern, di antaranya mengenai Perang Kod dan Krisis finansial Islandia 2008.
Ia juga pernah menulis penulis biografi dari mantan perdana menteri Gunnar Thoroddsen dan sebuah buku tentang karier presiden ketiga Islandia Kristjan Eldjarn.
Guoni memutuskan menjadi calon presiden pada 5 Mei 2016. Dirinya terpilih sebagai presiden jada 25 Juni, setelah menang suara dari kandidat lain sejumlah 39,1 persen suara.
Dia menjadi presiden Islandia termuda di usianya yang ke-48 tahun.
Baca juga: Kenapa Nama Pemain Islandia Banyak Berakhiran Son?
Guðni adalah kandidat presiden independen. Dirinya mengklaim akan menjadi "presiden yang kurang politis" dari pendahulunya, Olafur Ragnar Grimsson.
Minimnya sifat politik keberpihakan dari keindependenannya membuatnya bersikap seperti itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.