Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Guoni Thorlacius Johannesson, Presiden Islandia

Kompas.com - 28/09/2021, 17:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Presiden Irlandia Guoni Thorlacius Johannesson, atau akrab disapa Guoni, lahir 26 Juni 1968.

Guoni, sebelum menjadi presiden terpilih Islandia, dikenal sebagai seorang sejarawan dan dosen di Universitas Islandia.

Dikutip dari Wikipedia, Guoni adalah anak dari guru dan wartawan Margrelet Thorlacius dan instruktur olahraga Johannes Saemundsson.

Baca juga: Jalan-jalan Gratis ke Islandia Sambil Berburu Aurora Borealis

Adik Guoni, Patrekur Johannesson, adalah pemain tim nasional bola tangan Islandia.

Semasa mudanya, Guoninpernah menjadi pemain bola tangan di Islandia dan Britania Raya.

Guoni lulus dari Menntaskolinn i Reykjavik pada tahun 1987 dan memperoleh gelar sarjana sejarah dan ilmu politik dari Universitas Warwick, Inggris pada 1991.

Dia juga meraih gelar Master Ilmu Seni dari Universitas Islandia pada tahun 1997.

Pada tahun 1999, ia menyelesaikan gelar pendidikan MSt dari University of Oxford. Berlanjut pada 2003, saat ia menyelesaikan gelar PhD dari Queen Mary, University of London.

Baca juga: Islandia, Negara Tanpa Nyamuk

Guoni sempat bekerja sebagai dosen di Universitas Islandia, Bifrost University dan University of London.

Dia juga bekerja sebagai seorang dosen senior ilmu sejarah di Universitas Islandia. Bidang penelitiannya adalah sejarah Islandia modern, di antaranya mengenai Perang Kod dan Krisis finansial Islandia 2008.

Ia juga pernah menulis penulis biografi dari mantan perdana menteri Gunnar Thoroddsen dan sebuah buku tentang karier presiden ketiga Islandia Kristjan Eldjarn.

Guoni memutuskan menjadi calon presiden pada 5 Mei 2016. Dirinya terpilih sebagai presiden jada 25 Juni, setelah menang suara dari kandidat lain sejumlah 39,1 persen suara.

Dia menjadi presiden Islandia termuda di usianya yang ke-48 tahun.

Baca juga: Kenapa Nama Pemain Islandia Banyak Berakhiran Son?

Guðni adalah kandidat presiden independen. Dirinya mengklaim akan menjadi "presiden yang kurang politis" dari pendahulunya, Olafur Ragnar Grimsson.

Minimnya sifat politik keberpihakan dari keindependenannya membuatnya bersikap seperti itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com