Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2021, 17:10 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Inggris dilanda panic buying, membuat 90 persen SPBU di kota-kota besar kehabisan bahan bakar minyak (BBM) pada Senin (27/9/2021).

Krisis rantai pasokan BBM yang dipicu oleh kekurangan pengemudi truk di Inggris dapat menghancurkan negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia itu.

Kekurangan jumlah pengemudi truk pasca-Brexit dalam jumlah besar di Inggris telah menyebabkan kekacauan pada rantai pasokan di berbagai bidang, dari makanan hingga BBM.

Baca juga: Inggris Alami Krisis Bahan Bakar, Tentara Diminta Turun Tangan Tenangkan Kepanikan

 

Hal itu meningkatkan momok gangguan dan menyebabkan harga naik menjelang Natal, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (27/9/2021).

Panic buying terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson menghabiskan jutaan poundsterling untuk mencegah kekurangan pangan karena lonjakan harga gas alam dan produk sampingannya, karbon dioksida.

Para menteri berulang kali meminta masyarakat untuk menahan diri dari panic buying.

Wartawan Reuters menyaksikan antrean puluhan mobil tampak mengular di sejumlah stasiun pengisian BBM di seluruh negeri pada Minggu (26/9/2021).

Akibatnya persediaan BBM habis dan memaksa banyak SPBU untuk tutup begitu saja.

Baca juga: Inggris Kekurangan BBM akibat Brexit, Warga Panic Buying

"Beberapa anggota kami, melaporkan 50 persen kehabisan (BBM) kemarin, beberapa bahkan melaporkan sebanyak 90 persen habis hingga kemarin," kata Brian Madderson, ketua Asosiasi Pengecer Bensin mengatakan kepada Sky.

Madderson mengatakan pada Minggu (26/9/2021) bahwa hampir sepertiga dari pompa bensin di Inggris telah kehabisan dua BBM utama karena panic buying.

Akibatnya pemerintah dipaksa untuk menangguhkan undang-undang persaingan dan memungkinkan perusahaan untuk bekerja sama mengurangi kekurangan persediaan BBM.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah pada Minggu (26/9/2021) mengumumkan rencana untuk mengeluarkan visa sementara untuk 5.000 pengemudi truk asing.

Namun, para pimpinan bisnis memperingatkan bahwa rencana pemerintah adalah perbaikan jangka pendek dan tidak akan menyelesaikan kekurangan tenaga kerja yang akut.

Baca juga: Inspirasi Energi: 7 Kendaraan Alternatif Pengganti Mobil Ber-BBM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Perdana Menteri Qatar dan Kepala Taliban Gelar Pembicaraan Rahasia

Perdana Menteri Qatar dan Kepala Taliban Gelar Pembicaraan Rahasia

Global
PBB Prihatin Kurangnya Perempuan di Pucuk Pemerintahan China

PBB Prihatin Kurangnya Perempuan di Pucuk Pemerintahan China

Global
Resto Pizza Ini Tawarkan Promo Unik: Beli Sekarang, Bayar Saat Pelanggan Meninggal

Resto Pizza Ini Tawarkan Promo Unik: Beli Sekarang, Bayar Saat Pelanggan Meninggal

Global
AS Berinvestasi di Komunitas Petani Penghasil Kopi dan Kakao Indonesia

AS Berinvestasi di Komunitas Petani Penghasil Kopi dan Kakao Indonesia

Global
China Peringatkan Risiko AI, Serukan Peningkatan Keamanan Nasional

China Peringatkan Risiko AI, Serukan Peningkatan Keamanan Nasional

Global
Anggota Parlemen Korea Selatan Usulkan RUU Pernikahan Sesama Jenis

Anggota Parlemen Korea Selatan Usulkan RUU Pernikahan Sesama Jenis

Global
Malam Mencekam di Kyiv, Gempuran Rudal Mengintai di Kegelapan

Malam Mencekam di Kyiv, Gempuran Rudal Mengintai di Kegelapan

Global
Erdogan Menang Pilpres, Mata Uang Lira Turun di Titik Terendah

Erdogan Menang Pilpres, Mata Uang Lira Turun di Titik Terendah

Global
Turkiye Akan Selidiki Liputan Pilpres Sejumlah Media Massa

Turkiye Akan Selidiki Liputan Pilpres Sejumlah Media Massa

Global
Mahalnya Biaya Penitipan Anak di Australia...

Mahalnya Biaya Penitipan Anak di Australia...

Global
Rangkuman Hari Ke-461 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa-Kyiv Sama-sama Dihantam Drone, Afrika Selatan Didesak Tangkap Putin

Rangkuman Hari Ke-461 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa-Kyiv Sama-sama Dihantam Drone, Afrika Selatan Didesak Tangkap Putin

Global
Warga Muslim China Bentrok dengan Polisi Buntut Rencana Pembongkaran Kubah Masjid

Warga Muslim China Bentrok dengan Polisi Buntut Rencana Pembongkaran Kubah Masjid

Global
Indonesia Targetkan Investasi Hampir Rp480 Triliun dalam Rantai Pasokan Baterai

Indonesia Targetkan Investasi Hampir Rp480 Triliun dalam Rantai Pasokan Baterai

Global
Korea Utara Luncurkan Rudal, Warga Seoul Sempat Terima Peringatan Evakuasi

Korea Utara Luncurkan Rudal, Warga Seoul Sempat Terima Peringatan Evakuasi

Global
Media Asing: Pencabutan Larangan Ekspor Pasir Laut Indonesia Untungkan Singapura

Media Asing: Pencabutan Larangan Ekspor Pasir Laut Indonesia Untungkan Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+