LODZ, KOMPAS.com - Surat-surat mengerikan yang ditulis oleh anak-anak dipenjara kamp konsentrasi Nazi telah ditemukan oleh para peneliti.
Sejarawan dari Museum Anak Polandia dari Korban Totalitarianisme di kota Lodz, Polandia, menemukan delapan surat saat memeriksa dokumen yang disimpan dalam koleksi pribadi.
Dalam salah satunya, seorang gadis 12 tahun bernama Halinka Cubrzynska menulis pada 15 Februari 1944.
“Orang tuaku tersayang, jika Anda bisa mendapatkan saya beberapa sepatu bot kulit dan mengirim saya, karena saya tidak punya apa-apa untuk dipakai (...) meminta sabun dan sendok juga, karena saya tidak punya apa-apa untuk dimakan,” tulis suratnya.
Surat lainnya dari seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Jas Spychala, tertanggal 16 Oktober 1944 mengatakan “Ibuku sayang, tolong buatkan aku 20 pancake. Dan bawang dan mustard.”
“Saya bekerja sebagai pembuat sadel... Anda dapat mengirimi saya foto tetapi jangan harap saya membalasnya dalam sebulan,” tambahnya.
Seorang gadis 13 tahun bernama Gertruda Nowak, tertanggal 2 April 1944 menulis, “Jerzy datang dari rumah sakit dalam keadaan sehat, sekarang dia jatuh sakit lagi dengan pneumonia dan air di sisinya. Saya sangat khawatir bahwa itu akan menjadi lebih buru,” tulis
Dr Andrzej Janicki dari museum mengatakan temuan itu sebagai 'tak ternilai'. Surat-surat itu merupakan bentuk kontak khusus dan intim dengan pengalaman-pengalaman yang benar-benar tragis dari anak-anak ini.
Menurutnya, jika dibaca secara harfiah, surat-surat dari tahanan termuda di kamp Jerman mungkin bisa menunjukkan kondisi yang baik.
Baca juga: Menelisik Kamp Auschwitz, Tempat Nazi Mempermainkan Maut
Surat-surat itu penuh dengan jaminan bahwa anak-anak baik-baik saja, bahwa semua orang sehat.
“Tetapi yang tersirat, sebuah gambaran tragis muncul. Ada informasi di sini yang menceritakan tentang situasi sebenarnya di kamp,” ujarnya melansir Daily Mail pada Jumat (24/9/2021).
Dari surat salah satu gadis kami tahu bahwa "mereka semua sehat". Tetapi saudara laki-lakinya baru-baru ini menderita radang paru-paru dan dia hanya memiliki air di sisinya.
Sementara gadis lain meminta sepatu untuk dirinya dan adiknya.
“Isi surat yang ditulis oleh anak-anak kepada orang tua atau keluarga dekat mereka tidak menunjukkan seluruh kebenaran tentang kondisi kamp, kelaparan, pemukulan, dan penyakit,” tambahnya.
Setiap surat menurutnya, disensor dan didikte oleh para penjaga. Meski begitu, apa yang berhasil digambarkan oleh anak-anak itu sendiri tetap mengejutkan.