Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan Pemimpin Masjid Dipenjara 15 Tahun Pasca Tindakan Keras AS Sejak 9/11

Kompas.com - 12/09/2021, 18:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

“Ketakutan umum terhadap Muslim”

Pengacara Aref, Kathy Manley, juga mengatakan tidak ada bukti serius yang memberatkannya.

“Yassin jelas menjadi korban Islamofobia pasca 9/11 … Dia dihukum karena ketakutan umum terhadap Muslim dan karena hakim mengatakan kepada juri, FBI punya alasan bagus untuk menargetkannya,” kata Manley kepada Al Jazeera melalui email.

“Ini didasarkan pada bukti rahasia yang tidak boleh kami lihat, dan kemudian diketahui bahwa itu salah. Kasusnya sangat terkenal dan digunakan oleh pemerintahan Bush dalam berbagai cara ... Kasus-kasus ini cenderung digunakan untuk tujuan politik, ”katanya.

Ben Friedman, direktur kebijakan Prioritas Pertahanan yang berbasis di Washington DC, mengatakan kepada Al Jazeera melalui Twitter: “Islamofobia AS tumbuh pesat setelah 11 September. Dan itu tetap tinggi sebagai hasil dari upaya para politisi, terutama Trump, yang menggunakan ketakutan itu untuk menjadikan Muslim sebagai ancaman dan memenangkan dukungan untuk perang, pembatasan imigrasi, dan kebijakan lainnya.”

Hebatnya, Aref mengatakan dia tidak marah pada AS meskipun dia mengalami cobaan berat.

“Sejak kedatangan saya ke wilayah Kurdistan, saya telah menjadi pembela AS,” katanya.

“Saya percaya bahwa sampai batas tertentu masih ada Islamofobia di AS, tetapi tidak diragukan lagi dibandingkan dengan waktu penangkapan saya, situasinya berubah dan lingkungan jauh lebih baik.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com