Namun, karena sebelumnya sempat mengalami penundaan, para penumpang sudah mengetahui apa yang terjadi di New York dan Washington dari telepon seluler dan pengeras suara.
Sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi tidak kembali ke bandara seperti yang dijanjikan teroris, sekelompok penumpang dan pramugari pun merencanakan perlawanan.
Salah satu penumpang, Thomas Burnett Jr, mengatakan kepada istrinya melalui telepon.
“Saya tahu bahwa kami semua akan mati. Namun, ada tiga orang di antara kami yang akan melakukan sesuatu. Saya mencintaimu, Sayang.”
Penumpang lain, bernama Todd Beamer, juga terdengar mengatakan sesuatu.
“Apakah kalian siap? Mari laksanakan!”
Baca juga: Detik-detik Serangan 11 September 2001, 4 Pesawat Tewaskan Hampir 3.000 Orang
Sandy Bradshaw, seorang pramugari, menghubungi suaminya dan menjelaskan bahwa ia sudah menyelinap ke dapur dan sedang mengisi teko dengan air mendidih.
Pesan terakhirnya ke sang suami, berbunyi miris.
“Semua orang sudah berlari ke kelas utama. Aku harus pergi. Sampai jumpa.”
Para penumpang mencoba melawan empat pembajak pesawat dan menyerang kokpit dengan tabung pemadam kebakaran.
Pesawat kemudian terbalik dan melaju ke tanah dengan kecepatan 500 mil per jam, lalu menabrak pedesaan di Pennsylvania Barat pada pukul 10.10 pagi.
Sekitar 44 orang yang berada di dalam pesawat tewas dalam peristiwa naas itu.
Baca juga: 5 Teori Konsiprasi Serangan 9/11 beserta Bantahannya
Tujuan utama teroris di Flight 93 tidak diketahui.
Namun, beberapa teori menyatakan bahwa target utama mereka kemungkinan adalah White House, Camp David di Maryland, atau salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang pesisir Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.