Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Penikaman Supermarket Selandia Baru Diungkap, Ini Sosoknya

Kompas.com - 05/09/2021, 07:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

AUCKLAND, KOMPAS.com - Teroris yang menikam tujuh orang di supermarket Selandia Baru diungkap, dan diidentifikasi bernama Ahamed Samsudeen.

Samsudeen dianggap sosok yang sangat berisiko, dengan 30 polisi mengawasinya beberapa pekan sebelum penusukan terjadi.

Pria berusia 32 tahun itu datang ke "Negeri Kiwi" dari Sri Lanka pada 2011 silam menggunakan visa pelajar.

Baca juga: Tikam 6 Orang di Supermarket Selandia Baru, Pria Ini Ditembak Mati

Dia sempat mendapatkan banyak dakwaan terkait dengan kepemilikan senjata jenis pisau, dan publikasi ekstremis.

Pada Mei 2017, dia ditangkap di Bandara Auckland, dengan otoritas lokal menduga dia hendak berangkat ke Suriah.

Komisioner Polisi Selandia Baru Andrew Coster dan Perdana Menteri Jacinda Ardern berujar, Samsudeen mendapat perhatian mereka pada 2016.

Dilansir Sky News Sabtu (4/9/2021), saat itu Ahamed Samsudeen menyuarakan pandangan ekstremismenya dan membagikannya di media sosial.

Dia sempat mendekam di penjara selama tiga tahun, kemudian dilepaskan pada Juli dengan kondisi tertentu.

Ardern menerangkan sejak pembebasannya, kepolisian mengerahkan sumber daya mereka hanya untuk memantau gerak-gerik Samsudeen.

Baca juga: Pelaku Penikaman di Selandia Baru Terinspirasi ISIS, Berasal dari Sri Lanka

PM menjelaskan meski menjalankan tugasnya dengan baik, penegak hukum menghadapi tantangan yang tidak kalah menegangkan.

Sebabnya, Samsudeen dianggap trauma dengan pengawasan yang diarahkan kepadanya, sehingga dia menantang siapa pun yang dianggap mengikutinya.

Apalagi dengan wabah Covid-19 yang merebak, semakin sedikit juga orang yang berlalu-lalang di jalanan.

Sedikitnya publik yang mengakses jalan membuat aparat kesulitan kesulitan mengikuti si teroris tanpa ketahuan.

Itulah sebabnya, mereka tidak bisa membuntuti Samsudeen dengan leluasa saat dia memasuki Supermarket Countdown Lynnmall pada Jumat (2/9/2021).

Coster menerangkan, Samsudeen bertindak biasa saja ketika berangkat menumpang kereta, meraih troli dan berbelanja selama 10 menit.

Baca juga: Tech Against Terrorism Masukkan Taliban dalam Daftar Kelompok Teroris

Tetapi di saat itulah, dia mengambil sebilah pisau di rak pajangan dan secara membabi-buta menikam pengunjung.

Coster menuturkan petugas merespons sekitar 60 detik setelah pengunjung berlarian dan ada yang berteriak.

Mereka melepaskan tembakan yang membunuh Samsudeen, meski penikaman pertama diyakini terjadi 90 detik sebelumnya.

Total tujuh orang terluka dalam insiden tersebut. Lima orang dirawat di rumah sakit dengan tiga di antaranya kritis.

Lebih lanjut, Ardern menegaskan posisinya dengan tidak akan menyebut nama Samsudeen, meski sudah diungkap media.

"Tidak ada teroris aktif maupun yang sudah mati yang berhak disebut namanya atas perbuatan mereka," kata dia dalam konferensi pers.

Baca juga: Salah Satu Teroris Paling Diburu AS Muncul Bersama Taliban di Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com