Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa Terpencil Ini, Pria dan Wanita Berbicara Bahasa yang Berbeda

Kompas.com - 04/09/2021, 10:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

UBANG, KOMPAS.com – Sebuah desa terpencil di Nigeria memiliki budaya yang unik di antara warganya.

Di desa bernama Ubang tersebut, pria dan wanitanya memiliki bahasa sendiri yang terpisah sebagaimana dilansir Oddity Central.

Misalnya, untuk kata pakaian para pria menggunakan kata “nki” sedangkan wanita mengucapkan “ariga”.

Baca juga: 7 Tahun Diculik Boko Haram, Seorang Siswi Nigeria Akhirnya Dibebaskan

Contoh lain adalah “kitchi” yang berarti pohon untuk pria, sedangkan wanita menyebut pohon dengan “okweng”.

Tidak jelas berapa proporsi kata-kata dalam bahasa pria dan wanita di sana yang berbeda.

Tetapi, ada cukup banyak contoh untuk membuat sebuah kalimat terdengar berbeda ketika diucapkan oleh lawan jenis.

Perbedaan itu bukan hanya berbeda dalam pengucapan, tetapi benar-benar berbeda.

Baca juga: Pesawat Jet Tempur Angkatan Udara Nigeria Jatuh Ditembak Geng Bersenjata

Kultur itu di sana sudah berlangsung sejak lama dan tidak ada yang tahu siapa yang memulainya.

“Ini hampir seperti dua leksikon yang berbeda,” kata seorang antropolog, Chi Chi Undie, kepada BBC.

“Ada banyak kata yang sama-sama dimiliki pria dan wanita, lalu ada kata lain yang sama sekali berbeda tergantung pada jenis kelaminnya,” sambung Undie.

Menariknya, meski memiliki bahasa yang berbeda, baik pria maupun wanita di sana dapat saling memahami satu sama lain dengan sempurna.

Baca juga: 6 Juli dalam Sejarah: Perang Saudara Nigeria Dimulai, Jutaan Tewas

Karena, baik anak laki-laki maupun anak perempuan tumbuh dan dibesarkan orang tua mereka dengan belajar kedua bahasa tersebut.

Ketika menginjak usia 10 tahun, anak laki-laki lazimnya dapat berbicara dalam bahasa pria di desa tersebut.

“Tidak ada yang akan memberitahunya bahwa dia harus berubah ke bahasa laki-laki. Ketika dia mulai berbicara bahasa pria, Anda tahu bahwa kedewasaan akan datang padanya,” kata Chief Oliver Ibang.

Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana atau mengapa budaya dua bahasa terhadap pria dan wanita di Ubang dimulai.

Baca juga: Bandit Nigeria Bunuh Polisi lalu Culik 80 Siswa Sekolah

Undie percaya bahwa kedua bahasa itu adalah hasil dari “budaya dua jenis kelamin” di mana pria dan wanita beroperasi di dua bidang yang terpisah dan hidup di dunia terpisah yang jarang bersatu.

Namun, dia mengakui itu adalah teori yang lemah, karena “budaya dua jenis kelamin” hadir di banyak bagian di Afrika tanpa perbedaan bahasa baik untuk pria maupun wanita.

Saat ini, ketika kata-kata dalam Bahasa Inggris terus memasuki leksikon anak muda di Nigeria, dua bahasa di Ubang terancam hilang selamanya.

Baik bahasa laki-laki maupun perempuan di desa tersebut tidak tertulis, jadi keduanya bergantung pada orang-orang muda yang mewariskannya ke generasi berikutnya.

Baca juga: Aksi Boko Haram, Kelompok Teroris di Nigeria yang Akhirnya Terpecah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com