SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan sedang dalam tahap akhir pengembangan rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang dilaporkan sekuat hulu ledak nuklir taktis.
Menurut laporan yang diterbitkan pada Kamis (2/8/2021), senjata baru Korea Selatan dapat membawa hulu ledak hingga 3 ton dengan jangkauan penerbangan 350 hingga 400 km.
Rudal balistik permukaan-ke-permukaan Korea Selatan dirancang untuk menghancurkan fasilitas dan pangkalan rudal bawah tanah, untuk secara efektif meniadakan rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM) sebelum diluncurkan, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat (3/9/2021).
Laporan itu mengatakan bahwa senjata rudal itu juga dapat mencapai seluruh wilayah Korea Utara jika ditembakkan dari sekitar perbatasan antar-Korea.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Uji Coba Nuklir Terdahsyat Korea Utara
Proyek Korea Selatan ini berlanjut setelah AS mencabut penuh pembatasan pengembangan rudal.
“Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, jarak jauh, serta lebih tepat untuk melakukan pencegahan dan mencapai keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea,” kata pemerintah Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Dalam cetak biru pertahanan Korea Selatan untuk 2022 hingga 2026, Kementerian Pertahanan mengatakan akan mengembangkan rudal baru “dengan kekuatan destruktif yang ditingkatkan secara signifikan”, meningkatkan sistem pertahanan rudal, dan menyebarkan pencegat baru terhadap artileri jarak jauh.
Rudal itu akan menjadi yang terbaru dalam perlombaan rudal konvensional antara kedua Korea yang berselisih.
Baca juga: Korea Utara Tampak Memulai Kembali Operasi Reaktor Penghasil Senjata Nuklir
Pada 2020, Korea Selatan mengumumkan peluncuran rudal balistik jarak pendek (SRBM) Hyunmoo-4 yang dapat membawa hulu ledak 2 ton. Hyunmoo-4 adalah rudal terbesar Korea Selatan.
Sementara pada Maret, Korea Utara menguji SRBM yang dikatakan dapat mengirimkan muatan 2,5 ton.
“Menyusul penghentian pembatasan, kami akan melakukan pencegahan terhadap potensi ancaman dan meningkatkan kemampuan serangan terhadap target utama,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Para analis, diplomat, dan pejabat militer mengatakan bahwa sebelum dekade ini berakhir, Asia akan dipenuhi dengan rudal konvensional yang terbang lebih jauh dan lebih cepat, menghantam lebih keras, dan lebih canggih dari sebelumnya, perubahan yang mencolok dan berbahaya dari beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Menhan AS: Rudal Balistik Korea Utara Ancaman bagi Washington
Secara keseluruhan, cetak biru pertahanan Korea Selatan menyerukan pengeluaran 315,2 triliun won (Rp 3.900 triliun) dalam 5 tahun ke depan, peningkatan rata-rata 5,8 persen dari tahun ke tahun, karena terus meningkatkan pertahanannya di tengah ancaman dari Pyongyang.
Pada Jumat (3/9/2021), sebuah laporan Badan Energi Atom Internasional mengatakan telah mendeteksi indikasi "sangat meresahkan" bahwa reaktor nuklir utama di kompleks utama Yongbyon Korea Utara telah beroperasi sejak Juli.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa untuk “menghentikan provokasi dari jarak jauh”, negaranya akan “secara tajam meningkatkan jumlah pencegat yang menargetkan rudal jarak menengah dan jarak jauh”.
Baca juga: China Ancam Jadikan Australia Target Rudal Balistik jika Ikut Campur Taiwan
Korea Selatan berusaha untuk mengembangkan sistem pencegatnya sendiri serupa Iron Dome Israel.
Untuk lebih mendeteksi ancaman semacam itu di Semenanjung Korea, militer Korea Selatan akan mengerahkan tambahan sistem radar peringatan dini terhadap rudal dan memperkuat kemampuan pengawasannya.
Rencana pertahanan juga berusaha untuk memperluas kehadiran Seoul di luar angkasa dengan tujuan untuk menyebarkan sistem radar baru untuk memantau objek luar angkasa pada awal 2030-an.
Sementara itu, Angkatan Lautnya juga berencana untuk membangun lebih banyak kapal selam berbobot 3.000 ton atau lebih besar untuk menggantikan fregat yang sudah tua dengan kemampuan operasional dan kemampuan tempur yang lebih baik.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik Ke Laut Timur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.